NUSANTARANEWS.CO, Bandung – Tahun 2017 ini kota Bandung menjadi kota pilihan diselenggarakannya konferensi JAII (Jaringan Antar Iman Indonesia) yang ke delapan. Acara yang akan berlangsung selama tiga hari, 03 Agustus sampai 05 Agustus 2017 ini akan dihadiri oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Mentri Agama Lukman Hakim.
Hampir 100 peserta dari seluruh pelosok Negeri ini telah sampai di hotel Yehezkiel sejak kemarin, Selasa, 02 Agustus 2017. Mereka datang dari beragam suku, bahasa, dan agama.
Baca Juga: Konferensi Jaringan Antar Iman Indonesia VIII Resmi Dibuka
Para peserta konferensi ini adalah Guru-guru Agama dan PKN tingkat SLTA sekolah negeri dan swasta/pesantren di Jawa Barat, secara khusus di kota dan kabupaten Bandung dan di Cirebon, Jaringan Antar Iman Indonesia yang berada di beberapa daerah dari Papua sampai Aceh, para pimpinan agama-agama, pemuda yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan, Kementerian Agama, kecamatan/ SATPOL PP, Kepolisian, dan LSM.
Dalam konferensi JAII VIII ini para peserta akan berkumpul untuk membincangkan tujuan yang sama yaitu “Memperteguh Indonesia sebagai Negara dan Bangsa yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”.
Akan banyak tokoh masyarakat dan akademisi yang hadir dan menjadi narasumber sampai 3 hari ke depan. Mereka adalah Musdah Mulia, guru besar UIN Syarif Hidayatulah Jakarta; Daniel Dhakidae, PRISMA Jakarta cum pendiri Institut DIAN/Interfidei Yogyakarta; Teuku Kamal Fasya, dosen Universitas Malikussaleh, Lhouksumawe, Aceh; dan Noorhalis Majid, Ketua Ombudsman Kalimantan Selatan dan pendiri Lembaga Kajian Keislaman dan Kesejahteraan (LK3), Banjarmasin.
Acara ini diselenggarakan oleh Institut DIAN/Interfidei, Gereja Kristen Pasundan (GKP), Fahmina Institut Cirebon, Jaringan Antar Iman Indonesia (JAII), Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah Jabar, dan JAKATARUB, Bandung.
Adapun tema-tema yang akan dibincangkan di antaranya adalah“Agama dan Negara. Telaah kritis hadirnya kelompok intoleran dan radikalis agama di Republik Indonesia”,“Agama-Politik dan politisi Kekuasaan. Telaah kritis tentang Indonesia”, dan“Agama-Politik dan Modal. Ketika kekuasaan dan uang Bersepakat, Agama mudah dipolitisasi. Bagaimana Pendidikan ke-Indonesia-an?”. (Halimah)
Editor: Ach. Sulaiman