NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru Bumi Reog Ponorogo memadati kompleks Monumen Bantarangin Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (28/10) untuk menghadiri dan menyaksikan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Anom Suroto dengan lakon Bimo Labuh.
Pagelaran wayang kulit digelar dalam rangka untuk mensosialisasikan 4 Pilar MPR yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sebelum pertunjukkan dimulai dalam sambutan Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah mengatakan pagelaran wayang kulit merupakan salah satu metode Sosialisasi 4 Pilar. Di lain daerah menurut Siti Fauziah disesuaikan dengan budaya masyarakat setempat.
“Wayang kulit sebagai salah satu cara sosialisasi 4 Pilar MPR RI dan merupakan salah satu program MPR RI,” ujar Siti Fauziah.
Bagi Siti, sosialisasi merupakan sesuatu yang penting sehingga perlu disosialisasikan hingga masyarakat desa. Dikatakan bahwa 4 Pilar harus diamalkan dalam kehidupan keseharian.
Disampaikan pada masyarakat bahwa pagelaran wayang bukan sekadar tontonan namun juga harus jadi tuntunan. Tuntunan untuk menginternalisasikan 4 Pilar. Dikatakan kembali bahwa 4 Pilar tak hanya dipahami namun juga harus diaktualisasikan dalam keseharian.
“Mari kita saksikan pagelaran wayang kulit ini dan mari kita terus jaga dan laksanakan nilai-nilai luhur bangsa,” tegas Siti Fauziah.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Lilik Slamet Raharjo menyampaikan permohonan maaf Karena Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni berhalangan hadir.
Dia juga menyampaikan pada 2019 Kabupaten Ponorogo menjadi daerah kunjungan wisata. “Tahun depan Ponorogo juga memiliki Kampung Reog dan Kampung Batik,” papar Lilik Slamet Raharjo.
Selain itu dia berharap Ibas membantu pembangunan infrastruktur menuju daerah destinasi wisata di Kabupaten Ponorogo.
Sebagai wakil anggota MPR, Edhie Baskoro Yudhoyono dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih pada MPR yang telah menggelar pagelaran wayang kulit.
Diharapkan dengan sosialisasi 4 Pilar masyarakat bisa mengamalkan nilai-nilai luhur. Dikatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar sehingga kalau bukan kita siapa lagi yang akan mengingat 4 Pilar.
“Sosialisasi ini penting tak hanya nasional namun juga harus sampai pedesaan,” ujar Ibas.
Sosialisasi bagi anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat itu penting karena ada yang menyebut 4 Pilar hanya slogan padahal nilai-nilai luhur itu merupakan way of life.
Dikatakan bahwa bangsa ini harus menjaga kebersamaan. Dengan kebersamaan maka bangsa ini akan bisa maju.
Memberi apresiasi kepada Pemkab Ponorogo yang membangun Kampung Reog dan Batik. “Alhamdulillah malam ini saya juga memakai batik khas Ponorogo,” ujar Ibas.
Ibas juga mengucapkan selamat hari sumpah pemuda. Selain itu Ibas juga mendoakan seluruh warga Ponorogo agar selalu sehat dan bekerja keras membangun bangsa.
Lakon ‘Bimo Labuh’ menceritakan bahwa pemimpin sesulit apapun keadaannya dalam mengambil keputusan harus memihak kepada rakyat dan rela berkorban untuk kebenaran.
Tercermin pada sikap Bratasena dan Pandawa, walaupun dia dalam keadaan sulit karena diusir dari Astina dengan cara mau di bakar olah orang Astina, tetapi Bratasena tetap menolong rakyat eka cakra yang di tindas oleh rajanya sendiri prabu Boko.
Bimo labuh demi rakyat rela berkorban demi rakyat itulah jiwa pemimpin atau pamong yang benar-benar momong terhadap rakyatnya.
Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Banyu Asqalani