RI-IEA Tandatangani JWP Demi Perkuat Ketahanan Energi

Dirjen EBTKE Rida Mulyana bersalaman dengan Executive Director IEA Fatih Birol di akhir penandatanganan Joint Work Programme (JWP) di Paris, Rabu (8/11/2017). (Foto dan Teks: Antara)

Dirjen EBTKE Rida Mulyana bersalaman dengan Executive Director IEA Fatih Birol di akhir penandatanganan Joint Work Programme (JWP) di Paris, Rabu (8/11/2017). (Foto dan Teks: Antara)

NusantaraNews.co, Jakarta – Menuju masa depan dunia yang menurut para ahli akan begitu tergantung terhadap Energi, banyak negara yang memperkuat diri di bidang ketahanan energi. Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu kawasan yang memili kandungan energi melimpah.

Demi memperkuat ketahanan Energi dalam negeri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menandatangani Joint Work Programme (JWP) dengan International Energy Agency (IEA) di acara Ministerial Meeting yang digelar di Paris, Perancis, Rabu (8/11/2017) lalu.

Dalam rilis yang disiarkan melalui kantor berita Antara disebutkan bahwa, kerjasama ini melingkupi Energy Data and Statistic, Emergency Policy and Energy Security, Oil and Gas Market, Power Sector and Renewable Energy, Energy Efficiency, Climate Change, serta Clean Energy Technology.

Menteri ESDM Ignasius Jonan diwakili oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana bersama Executive Director IEA, Fatih Birol sebagai wakil pihak IEA bertugas sebagai penandatangan JWP tersebut.

Rida Mulayana yang sekaligus menjadi Head of Delegation (HoD) RI pada pertemuan yang bertemakan Penguatan Ketahanan Energi untuk Pertumbuhan Global yang Berkelanjutan tersebut menyampaikan, penandatangan kerjasama dilakuan salah satunya untuk mempermudah permusan rekomendasi dalam hal pengambilan kebijakan.

“Selain terkait dengan sharing data dan informasi, kerjasama ini juga ditujukan untuk peningkatan capacity building pegawai ESDM di bidang pengolahan dan analisis data energi dalam perumusan rekomendasi untuk pengambilan kebijakan,” ungkap Rida.

Disamping itu, lanjut Rida, untuk mendorong pengembangan sektor EBT, Indonesia menciptakan iklim investasi lebih kondusif dengan cara memperbaiki kebijakan terkait energi. “Sejalan itu, Indonesia juga membutuhkan teknologi terkait yang inovatif dan mendukung ketahanan energi,” kata Rida.

Indonesia menargetkan pengembangan EBT sebesar 23 persen pada Bauran Energi Nasional tahun 2025. Pemerintah juga menargetkan penurunan intensitas energi sebesar satu persen per tahun hingga tahun 2025. Kedua target nasional tersebut diharapkan dapat mendukung proses transisi Indonesia dalam pengarusutamaan energi bersih dan peningkatan ketahanan energi nasional.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version