EkonomiFeatured

Rezim Neoliberalisme Presiden Jokowi

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mencermati paket kebijakan ekonomi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK), Vice Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Wawan Ervianto mengaku tak menampik bahwa rezim neoliberalisme tampak tengah dipraktikkan presiden Jokowi.

Dirinya menegaskan, semua kebijakan ekonomi Jokowi dinilai tak ada satupun yang berpihak pada rakyat. Sebaliknya perlakukan istimewa diberikan pemerintah kepada para investor asing.

“Dari lima belas paket kebijakan ekonomi tidak ada satupun yang berpihak kepada rakyat. Semua melindungi investor,” kata Wawan, secara khusus kepada Nusantaranews.co di Jakarta.

Termasuk lanjut dia, mengenai kebijakan terakhir yang cukup fenomenal yaitu tax amnesty. Menurutnya tax amesty merupakan bentuk nyata pemerintah dalam mengistimewakan pengusaha.

“Itu kan untuk orang kaya, untuk para pengusaha (pemodal). Tapi buruh ini apa?” ungkapnya.

“Contoh kita ngomong infrastruktur, infrastruktur ini efeknya secara langsung kepada warga itu apa sekarang? Kalau misalnya Sumatera bikin jalan tol, apakah warganya itu sudah perlu? Jalan biasa saja masih sepi, kok kenapa bangun jalan tol?” kata dia.

Baca Juga:  Mobilisasi Ekonomi Tinggi, Agung Mulyono: Dukung Pembangunan MRT di Surabaya

Praktik neoliberalisme Presiden Jokowi juga tampak dengan kebijakan swastanisasi aset-aset milik negara. Secara terpisah Sekjen KSPI, Muhamad Rusdi menjelaskan, swastanisasi aset negara diberbagai sektor, bagi buruh jelas tidak berpihak.

“Pak Jokowi bangun infrastruktur, ingin mengembangkan ekonomi, namun setelah kita analisis dari beberapa aspek ternyata pekerjanya dari Cina,” ungkap Rusdi.

“Saya sudah cek salah satu semen di Banten. Pembangunan insfrastruk meningkat, tapi permintaan semen sesuai data semen di dalam negeri stagnan. Kabarnya semen dari Cina datang,” katanya.

Rusdi berkesimpulan, semua pembangunan infrastruktur yang saat ini digencarkan Jokowi semata-mata hanya untuk kepentingan jangka panjang Cina di Indonesia. “Artinya terlihat bahwasannya, kerja-kerja Pak Jokowi ini bukan untuk rakyat tapi berada di bawah tekanan investasi dan hegemoni negara lain,” tegasnya.

Pewarta: Gendon Wibisono
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 6