Ekonomi

Respon Ekonom Konstitusi atas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi yang Dikeluarkan INDEF

paket kebijakan ekonomi, kebijakan ekonomi, ekonomi global, ekonomi indonesia, ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi global, nusantaranews, nusantara, nusantara news, nusantaranewsco, perang dagang, kepercayaan investor asing, investasi langsung, defisit transaksi berjalan
Ilustrasi situasi global. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori merespon adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi yang telah disampaikan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef) sebesar 4,8 persen pada 2020, dan adanya ketidaksepakatan Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Perekonomian dengan menyampaikan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bisa dicapai sebesar 5,5% pada Tahun 2020.

“Bahwa angka itu tentu saja masih proyeksi dan belum mencerminkan obyektifitas absolut, bahkan cenderung tidak rasional dan berdasar data based series analysis, alih-alih lebih mencerminkan pesimisme,” tegas Defiyan dalam keterangannya, Kamis (28/11/2019).

Maka berikut beberapa hal kami sampaikan kepada Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin masa jabatan 2019-2024 agar pertimbuhan ekonomi dapat dicapai lebih maksimal dan optimal:

Pertama, pembangunan sektor hulu industri (terutama sektor pertanian komplek dan energi melalui manufacturing added value on local sources based/TKDN contents) dengan dukungan kebijakan pemihakan terintegrasi (integrated affirmative policy);

Baca Juga:  Sumenep Raih Predikat BB Dalam SAKIP 2024, Bukti Komitmen terhadap Akuntabilitas Publik

Kedua, penguatan kelembagaan entitas ekonomi dan bisnis (terutama BUMN/BUMD dan Koperasi) di daerah dan Koperasi serta lembaga ekonomi perdesaan lainnya;

Ketiga, melakukan berbagai kebijakan ekonomi yang mengakselerasi pertumbuhan investasi, produksi dan konsumsi melalui berbagai subsidi dan insentif, baik moneter dan fiskal secara tepat sasaran;

Keempat, mengoptimallan peran BLK dalam menyambungkan sekolah-sekolah vokasi dengan dunia industri agar kebijakan pengembangan SDM lebih fokus dan terarah; dan Kelima, pengawasan anggaran (APBN dan APBD) pembangunan yang lebih preventif sehingga mengurangi kebocoran APBN di segala sektor.

“Jika hal ini dilakukan secara disiplin dan konsisten, maka pertumbuhan ekonomi 6% bukanlah sesuatu yang utopis,” tandasnya.

Pewarta: Eddy Santry
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,152