Resensi

Resensi Buku: Romantika Cinta Masa SMA

Pidi Baiq merupakan seorang penulis novel.

Novel yang paling dicari remaja saat ini adalah novel Dilan, ada 3 bagian novel Dilan yang ditulis oleh Pidi Baiq yaitu, Dilan 1990, Dilan 1991, dan Milea Suara dari Dilan. Novel ini merupakan novel bergenre kisah cinta pada tahun 1990an, yang menceritakan bagaimana manisnya kisah cinta masa SMA yang penuh dengan hal – hal yang susah untuk dilupakan. Kesan ketika membaca novel ini, untuk pertama kalinya melihat novel ini sangat popular dan menjadi novel incaran para remaja muda yang sedang jatuh cinta. Apalagi akan dirilisnya novel Dilan 1990 menjadi sebuah film yang kabarnya akan ditanyangkan sesuai dengan tanggal jadian Milea dan Dilan 22 Desember 1990 pada waktu itu, dan banyak penggemar Dilan dan Milea yang menunggu film Dilan 1990 ini tayang di bioskop.

“Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak perduli.” (Milea 1990)

“Cinta itu indah. Jika bagimu tidak, mungkin karena salah memilih pasangan.” (Dilan 1990)

“Kekuatan cinta tak bisa cukup diandalkan. Untuk bisa mengatakannya, ada kebebasan bicara, tetapi kebenaran adalah segalanya. (Pidi Baiq 1972-2098).

Cinta itu diibaratkan secangkir kopi walaupun diminum terasa pahit, namun ketika ditambahkan dengan gula akan menjadi sedikit manis. Sama halnya juga dengan kenangan jika diingat begitu pahit namun jika dirasakan begitu manis. Remaja jaman sekarang lebih menyukai novel dengan genre percintaan, tapi sebenarnya mereka masih belum faham tentang apa itu cinta, bagaimana itu cinta, dan kenapa cinta ada?

Seperti ungkapan tanpa makna, seperti air yang tak sejuk, seperti mentari pagi yang tak menghangatkan, dan seperti malam yang sunyi itulah cinta. Diantara ada dan tiada, sebab cinta tak dapat dikatakan dengan sebuah kalimat, namun hanya bisa di rasakan dengan begitu jelas. Dalam novel ini Milea sebagai tokoh utama menceritakan kembali kisah cinta yang pernah dia alami pada tahun 1990an. Kisah kasih masa SMA yang begitu manis untuk diingat dan juga begitu indah bila dikenang.

Novel ini menceritakan tentang genre kisah percintaan tahun 1990an yang menyajikan cerita romantisme sedehana namun begitu menyentuh. Dilan merupakan seorang cowok nakal, anak geng motor, namun selalu mendapat juara satu dikelasnya, cowok yang menyukai Milea gadis asal Jakarta yang pindah ke sekolah Dilan di Bandung. Awal pertemuan mereka saat Milea berjalan menuju sekolahnya. Dilan dengan motor CB 100 langsung menyapa Milea dan meramal Milea saat itu, padahal keduanya belum pernah saling bertemu.

Semenjak pertemuannya hari itu dengan Dilan, Milea menjadi suka dan kagum dengan semua tingkah Dilan. Kalau aku jadi Milea mungkin saja aku akan langsung kesemsem dengan Dilan, apalagi Milea yang jadi tokoh utamanya. Sebagai seseorang yang di cintai Dilan waktu itu, Milea Adnan Hussain adalah anak seorang Tentara AD, dan ibu Milea (Marissa Kusumarini) gadis asli Bandung, ibunya dulu adalah seorang vokalis band yang lumayan terkenal pada masanya. Dilan adalah anak seorang Tentara juga, yang digambarkan sebagai tokoh yang asyik dan juga menyenangkan, ada saja tingkah yang dilakukan Dilan yang membuat Milea heran serta kagum dengannya.

Buktinya, waktu Milea ulang tahun Dilan memberi kado Milea sebuah buku TTS yang semuanya sudah di isi oleh Dilan, didalamnya terselip secarik kertas dengan pesan dari Dilan

“Selamat ulang tahun Milea, Ini hadiah untukmu, cuma TTS. Tapi sudah kuisi semua. Aku sayang kamu aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisinya. Dilan!

– Dilan 1990, Halaman 75.

Setiap kali Dilan menelepon Milea selalu saja ada tingkah lucu yang ditunjukkan Dilan dengan kata- katanya yang begitu menyenangkan sekaligus membuat orang tertawa, memang sebuah obrolan yang tidak penting, namun lagi – lagi membuat pembaca tertawa sendiri dan merasakan jika Dilan benar ada disamping kita sekarang, betapa bahagianya kita. Dilan itu juga pandai dalam membuat puisi seperti puisi yang berjudul Milea 2 (pada halaman 312) yang ditulis langsung oleh Dilan pada saat itu.

“Milea 2”

Katakan sekarang
Kalau kue kau anggap apa dirimu?
Roti cokelat? Roti Keju?
Martabak? Kroket? Bakwan?
Ayolah!
Aku ingin memesannya
untuk malam ini
Aku mau kamu

Dilan, Bandung 1990

Jika aku jadi Milea, melambung semua perasaanku terbang bagaikan daun gugur yang ditiup angin, dan jatuh diantara sungai yang mengalir dan terus terbawa air hingga menuju ke lautan bebas. Tak dapat diungkapkan namun dapat dirasakan. Sebelum akhir dari novel ini Dilan berhasil meresmikan Milea sebagai pacarnya, pada tanggal 22 Desember 1990. Yang di tulis di halaman buku belakang Milea:

Proklamasi

Hari ini, di Bandung, tanggal 22 Desember 1990, Dilan dan Milea, dengan penuh perasaan, telah resmi berpacaran.

Hal – hal yang mengenai penyempurnaan dan kemesraan akan diselenggarakan dalam tempo yang selama- lamanya. (Dilan 1990, halaman 342)

Dengan ditempelkan materai oleh Dilan dan diberi tanda tangannya. Dibawah tand tangannya Dilan memberi tulisan :

“Angin untuk meniup rambutmu, aku untuk mencintaimu.”

Kekurangan dalam novel ini terletak pada akhir ceritanya sebab akhir cerita yang masih menggantung, karena Milea menyampaikan, sebetulnya masih banyak cerita tentangnya dengan Dilan, juga masih banyak hal – hal yang masih belum terpecahkan sehingga pembaca merasa penasaran dengan bagaimana kelanjutan kisah cinta Milea dan Dilan sebelum masa pacaran dan akhirnya putus yang dibahas pada novel Dilan tahun 1991.

Kelebihan novel ini adalah dengan penggunaan gaya bahasa yang sederhana, tidak terlalu norak untuk novel tahun 1990an, namun begitu terasa nuansa romantisme, sehingga pembaca dengan mudah menangkap apa maksud yang disampaikan dalam novel ini. Selain itu, meski dengan jalan cerita yang nyata, namun tidak membatasi pembaca untuk berimajinasi. Novel ini dibubuhi dengan gambar ilustrasi yang sedikit membuat kita dapat membayangkan segala yang ada didalam novel. Pembaca dibuat benar – benar hanyut dalam alur cerita dan selalu akan penasaran dengan hal – hal yang ada. Juga yang tak terlupakan dalam kelebihan novel ini adalah membuat kita bernostalgia pada masa – masa SMA.

Novel ini cocok sekali untuk pembaca yang sedang mencari novel kisah cinta, sebab pada novel ini alurnya tidak sama dengan novel kisah cinta remaja yang kekinian karena dalam novel ini disajikan dalam kisah cinta ala tahun 1990an yang semuanya masih sederhana dan biasa, namun unsur romantismenya sangat terlihat. Untuk kamu yang suka novel romantis, novel ini cocok untuk remaja yang enggan membaca kisah cinta yang monoton. Novel ini bisa dijadikan bacaan dikala waktu senggang yang membosankan.

Dan bagi pembaca yang suka dengan latar kota Bandung dan Sunda, novel ini cukup memberi gambaran bagaimana keadaan kota Bandung dikala tahun 1990 dengan nuansa yang masih kental dengan Bandung yang dingin. Dan juga untuk pembaca yang jenuh dengan segala kesibukannya, novel ini dapat merefreshkan pikiran karena bahasanya yang ringan dengan gaya bahasa yang menarik, juga guyonan yang terkadang membuat kita heran dengan bagaimana tingkah laku Dilan dalam novel.

Judul Buku: Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis: Pidi Baiq
Penerbit: Pastel Books, Cetakan XIII, 2017
Tebal Buku : 348 Halaman, Edisi Revisi

Peresensi: Siti Roudlotul Jannah, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Related Posts