EkonomiLintas Nusa

Rencana KKP: Taman Wisata Eko-Arkeologi Bawah Laut

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Perairan Bangka Belitung merupakan salah satu wilayah yang menyimpan banyak jejak pedagang dari Cina. Seperti yang dikemukakan Arkeolog Pusat Riset Kelautan Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan Ira Dillenia bahwa kebanyakan artefak barang muatan kapal tenggelam (BMKT) di Perairan Bangka Belitung berasal dari Cina.

Adapun bentuknya, meliputi artefak kaca, tembikar, tempayan, teko, guci, cepuk, mangkuk, piring, dan vas. Artefak ini bisa ditemui di  Galeri BMKT di Gedung Mina Bahari IV Lantai 2, KKP, Jakarta.

Simak: Jejak Cina di Perairan Bangka Belitung Sejak Abad ke-6 Masehi

Mengingat betapa pentingnya Artefak BMKT tersebut untuk dilestarikan, Kepala Badan Riset dan SDM KKP Zulficar Muchtar mengaku bahwa, riset arkeologi maritim yang dilakukan dalam lingkup pihaknya melibatkan multidisiplin keilmuan yaitu geologi-geofisika, oseanografi, ekologi laut, serta arkeologi maritim.

“Aktivitas yang dilakukan melingkupi antara lain pengkajian awal, survei dan eksplorasi, identifikasi dan penentuan lokasi, analisis data dan nilai penting, serta pendokumentasian, tutur Zulficar dalam keterangannya, di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin (13/3/2017) malam.

Baca Juga:  Pesawat Yang Hlang Kontak di Nunukan Berhasil Ditemukan. Pilot Selamat dan Mekanik Meninggal

Zulficar menambahkan, Badan Riset dan SDM KKP juga akan menyusun kurikulum, metodologi dan modul sebagai bahan untuk menggelar pendidikan dan pelatihan, serta rekomendasi terkait BMKT. “Terkait dengan bentuk rekomendasi nantinya dapat berupa rekomendasi untuk pengelolaan dan pemanfaatan secara pelestarian insitu dengan gagasan Taman Wisata Eko-Arkeologi Bawah Laut yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir di sekitarnya,” katanya.

Menurut dia, rekomendasi ke arah eskavasi atau pengangkatan akan dilakukan apabila BMKT dan sumber daya arkeologi maritim mendapatkan ancaman baik dari pihak kalangan manusia maupuan dari faktor alam.

“Ke depan pihaknya juga akan meriset tata ruang laut terkait sumber daya arkeologi maritim, riset pemanfaatan BMKT untuk wisata bahari, dan ekskavasi di Pulau Laut Natuna serta membangun museum maritim di Belitung Timur,” kata Zulficar. (rep/rsk)

Editor: Sulaiman

Related Posts

1 of 10