Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Rencana Bauran Energi Baru Jepang 2030

Rencana bauran energi baru Jepang 2030.
Rencana bauran energi baru Jepang 2030/Foto: Reuters

NUSANTARANEWS.CO, Tokyo – Rencana bauran energi baru Jepang 2030. Jepang akan menaikkan targetnya untuk energi terbarukan dalam bauran listrik negara itu pada tahun 2030 sekaligus memangkas emisi gas rumah kaca sebesar 46 persen – untuk memenuhi komitmen di bawah perjanjian internasional tentang perubahan iklim.

Dalam target bauran energi tersebut Jepang akan menempatkan energi terbarukan sebanyak 36 hingga 38 persen, naik lebih dari 10 persen dari rencana semula. Dengan demikian Jepang akan mengandalkan energi terbarukan sebagai sumber tenaga utama.

Sementara strategi energi dasar Jepang tidak mengubah target tenaga nuklirnya, tetap pada kisaran 20-22 persen.

Rancangan kebijakan kementerian perindustrian Jepang yang dirilis pada hari Rabu lalu itu mengatakan bahwa energi terbarukan harus mencakup 36-38% dari pasokan listrik pada tahun 2030, dua kali lipat dari target sebelumnya yang hanya sebesar 22-24%.

Disampaikan pula bahwa untuk penggunaan batu bara akan dikurangi menjadi 19% dari 26%. Sedangkan gas yang masuk ke Jepang dalam bentuk impor liquefied natural gas akan mengisi sebagian besar sisa porsi bahan bakar fosil dari target bauran energi yang ditetapkan sebesar 41%, turun dari 56%.

Baca Juga:  Turun Gunung Ke Jatim, Ganjar Bakar Semangat Bongkar Kecurangan Pemilu

Perubahan terjadi setelah Jepang hampir menggandakan target 2030 untuk mengurangi emisi karbon menjadi 46% dari 26% sebagai respon dari pertemuan puncak iklim para pemimpin dunia yang diselenggarakan oleh Amerika Serikat (AS)

Jepang bertujuan untuk mengurangi ketergantungannya pada tenaga nuklir sebanyak mungkin sambil meningkatkan kapasitas tenaga terbarukan, meski tenaga nuklir tetap akan menjadi sumber daya beban dasar yang penting.

Para ahli mengatakan bahwa target peningkatan energi nuklir akan sulit dicapai setelah bencana Fukushima yang menyebabkan perubahan besar dalam opini publik yang menyebabkan penutupan semua reaktor di negara itu.

Meski begitu, sembilan reaktor tetap beroperasi dari 54 reaktor sejak bencana itu. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,049