NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Rektor Universitas Nahdlatul Ulama’ Daerah Istimewa Yogyakarta, Prof. Purwo Santoso ikut berkomentar atas ancaman potensi retaknya kebhinekaan bangsa Indonesia.
Menurutnya, organisasi yang tidak pro dan atau mengingkari keberadaan Pancasila dan Kebhinekaan, seperti HTI, berarti ia tidak mau menjadi bagian dari NKRI.
“Ini bukan persoalan Pancasila atau apa, tapi ini persoalan apakah mau bernegara Indonesia atau tidak, kalau ndak mau silahkan keluar dari Indonesia,” kata Purwo
Ia menambahkan, organisasi yang ingin mengganti negara Indonesia dengan sistem khilafah harus diwaspadai gerakannya. Walaupun saat ini pemerintah sudah membubarkan organisasi itu (HTI), tapi masih ada beberapa organisasi yang harus diwaspadai.
“Mereka menggunakan legitimasi Islam sebagai legitimasi gerakan untuk mengganti Indoensia,” kata rektor Universitas Nahdlatul Ulama DIY baru-baru ini.
Dirinya sangat mendukung langkah pemerintah membubarkan HTI. Menurutnya, HTI pasti tidak akan tinggal diam dan pasti akan melakukan perlawanan. Hal yang harus dilakukan untuk membendung perlawanan yang akan dilakukan HTI adalah melakukan counter wacana.
“Untuk melakukan perlawanan terhadap organisasi yang anti Pancasila seperti HTI, kita harus melakukan kontra wacana, baru setelah itu kita melakukan eksekusi,” imbuhnya.
Reporter: Ucok Al Ayubbi
Editor: Romandhon