NUSANTARANEWS.CO – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis dapat mengembalikan kebangkitan industri nasional (reindustrialisasi) mulai tahun 2017. Sebagaimana yang dia katakan ketika menjadi Pembicara Kunci pada Focus Group Discussion Industri Pilihan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dalam Kerangka Strategi Industrialisasi Indonesia 2045 (Roadshow I – Institut Pertanian Bogor) di Bogor, Jumat (9/12).
Kendati demikian, lanjut Airlangga, harapan tersebut dibutuhkan komitmen kuat mulai dari stakeholdersdi hulu sampai hilir, pembuat kebijakan, hingga para pelaku industri.
“Saat ini, saya diamanahkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kembali kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Indonesia,” kata Airlangga
Airlanggi menjadi sedemikian optimistis lantara ia terdorong oleh berbagai upaya dan kebijakan pemerintah yang telah dan akan dilakukan. Misalnya, seperti menciptakan iklim usaha yang kondusif, melakukan deregulasi, menerbitkan paket kebijakan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan penurunan harga gas industri.
“Apabila semua itu berjalan baik, target yang ditetapkan bisa tercapai dengan pertumbuhan industri sebesar 5,4 persen, di atas pertumbuhan ekonomi pada tahun depan,” ungkap Airlangga.
Sementara itu, lanutnya, pertumbuhan industri pada tahun 2016 diproyeksikan sekitar 4,8-5,2 persen.
Lebih lanjut, Menperin menyampaikan, Presiden Jokowi juga telah memberikan arahan, peningkatan investasi industri dipacu untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja.
“Target petumbuhan ekonomi tahun 2017 sekitar 5,2 persen dan tahun 2018 sebesar 7 persen, sedangkan untuk investasi tahun 2017 mencapai Rp 600 triliun dan tahun 2018 sebanyak Rp 800 triliun,” tuturnya.
Bahkan, kata Menperin, di dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035 yang memuat visi dan misi serta strategi pembangunan industri, pemerintah memiliki beberapa sasaran kuantitatif pembangunan industri secara gradual hingga 2035.
“Sasaran itu, antara lain pertumbuhan sektor industri nonmigas sebesar 10,5 persen, kontribusi industri non migas terhadap PDB sebesar 30 persen, serta kontribusi ekspor produk industri terhadap total ekspor sebesar 78,4 persen atau meningkat dari posisi 2015 yang mencapai 70 persen,” kata Airlangga. (red-02)