Opini

Refleksi Peringatan 74 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia

Pengibaran Bendera Merah Putih. (Foto: dok. NUSANTARANEWS.CO)
Pengibaran Bendera Merah Putih. (Foto: dok. NUSANTARANEWS.CO)

Refleksi Peringatan 74 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia

Hari ini, tepat tanggal 17 Agustus 2019, seluruh masyarakat Indonesia bersuka cita merayakan peringatan Hari Kemerdekaan ke-74. Tanggal 17 yang ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional di Indonesia dirayakan dengan berbagai cara. Ada yang memperingati Hari Kemerdekaan dengan mengikuti berbagai perlombaan khas 17 Agustusan seperti lomba balap karung, lomba makan kerupuk, lomba balap kelereng, lomba panjat pinang, dan berbagai perlombaan menarik lainnya.

Ada juga yang memperingati 17 Agustus dengan mengikuti kegiatan seperti upacara bendera, seminar kebangsaan, aksi sosial, dan lain-lain. Tidak hanya dalam bentuk kegiatan, berbagai penuansaan pun semakin menyemarakkan Hari Kemerdekaan. Semua masyarakat Indonesia bersuka cita menyambut hari besar bagi bangsa Indonesia ini.

Dibalik dari perayaan Hari Kemerdekaan ini, sebaiknya terlebih dahulu kita harus bersyukur kepada Allah Swt yang telah memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Setelah perjuangan ratusan tahun untuk meraih kemerdekaan yang dilakukan oleh para pahlawan dengan melawan penjajah dari daratan Eropa dan Asia, Hari Kemerdekaan yang dinantikan terjadi juga pada tanggal 17 Agustus 1945. Perjuangan kemerdekaan RI sebetulnya tidak terhenti saat deklarasi kemerdekaan yang dilakukan oleh Soekarno dan Bung Hatta.

Justru setelah itu perjuangan bangsa Indonesia sesungguhnya baru dimulai. Perjuangan untuk menyatukan bangsa Indonesia yang awalnya terpecah-pecah menjadi satu kesatuan Indonesia, dinamika pembentukan pemerintahan awal RI yang berganti-ganti beberapa kali, dan penstabilan kondisi ekonomi dan sosial politik bangsa. Dan akhirnya sampai pada hari kemerdekaan RI yang ke-74 ini.

Baca Juga:  Dewan Kehormatan yang Nir Kehormatan

HUT RI yang jatuh pada 17 Agustus, ibaratnya sangat sakral bagi bangsa ini, Merah Putih pun akan dikibartinggikan sembari diiringi lagu Indonesia Raya dengan khidmat. Hampir disetiap kantor instansi pemerintah/swasta serta sekolah melakukan hal yang sama.

Hal itu dilakukan semata-mata sebagai bentuk penghormatan jasa para pahlawan yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan. Selain itu pula bukti rakyat Indonesia sangat cinta dengan Tanah Airnya.

Lantas bagaimana dengan pejuang kita terdahulu,? Mereka (pejuang) rela mengorbankan harta demi kemerdekaan, apalagi saat ‘menaikkan’ Sang Merah-Putih selama berpuluh tahun, mereka bukan sekedar dalam hitungan menit, seperti saat upacara seperti saat ini.

Mereka juga tak pilih jalur nyaman dan aman. Mereka juga masih muda, namun tidak ada kata terlalu muda untuk turun tangan bagi bangsa. Jangan berpikir ada yang terlalu muda, hanya akan membawa kita berpikir ada yang terlalu tua untuk turun tangan.

Mereka adalah orang-orang yang mencintai bangsanya, melebihi cintanya pada dirinya. Oleh sebab itu di HUT RI ke -74 ini sudah selayaknya kita merefleksi diri, bukan saja dirayakan untuk bersenang-senang.

Namun yang lebih penting lagi merefleksi diri, agar kita merasakan betapa sulitnya merebut kemerdekaan dari penjajah dan memberikan terbaik untuk bangsa ini sesuai harapan dan cita-cita para perintis kemerdekaan yang rela menghibahkan hidupnya untuk memperjuangkan, agar bangsa ini merdeka dan Republik ini berdiri.

Di balik makna Indonesia merdeka selama 74 tahun ini, kita harus lebih banyak merenung dan memikirkan kembali berbagai persoalan bangsa dan bagaimana kita akan membawa Indonesia ini kedepan. Sebagai pemuda yang berperan sebagai agent of change dan iron stock, pemuda memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa Indonesia. Jika dahulu kemerdekaan Indonesia diperjuangkan oleh generasi muda yang peduli bangsa pada zamannya seperti Ir. Soekarno, maka zaman sekarang pemuda-pemuda Indonesia yang ada saat ini menjadi penerus dan pengganti perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga:  Drone AS Tidak Berguna di Ukraina

Soekarno dalam pidatonya menyampaikan keinginannya untuk membangun bangsa Indonesia dengan cara mengumpulkan para pemuda untuk menggerakkan perubahan. Artinya, pemuda memiliki tanggung jawab sosial dan moral yang besar. Peringatan kemerdekaan RI ke-74 ini sejatinya menjadi momen bagi seluruh masyarakat Indonesia, para pemuda khususnya, untuk menyatukan langkah, memperkuat visi, dan melakukan aksi nyata untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik.

Kesenjangan hidup pasca merdeka

Jika berkaca pada kondisi Indonesia yang ada saat ini, meskipun Indonesia sudah merdeka 74 tahun tapi masih saja banyak penduduk Indonesia yang belum merdeka dari kebodohan, kemisikinan, kelaparan, ketertinggalan, dan kesenjangan. Kemiskinan masih menjadi momok bagi pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia. Konflik antar umat beragama masih sering terjadi. Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak masih terjadi dimana-mana. Belum lagi masalah korupsi, suap, konflik kepentingan, yang jadi berita sehari-hari.

Semua ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia belum sepenuhnya merdeka dari berbagai masalah. Meskipun memang tidak mungkin tidak terjadi masalah, tetapi kita berharap agar satu per satu masalah di Indonesia dapat terurai dan teratasi.

Baca Juga:  Apakah Orban Benar tentang Kegagalan UE yang Tiada Henti?

Anak muda terus belajar dan mencari pengalaman, misalnya mengisi hari libur untuk menambah pengalaman dengan belajar animasi, fashion, dan digital ekonomi daripada hanya bermain gadget. Menghadapi era ekonomi digital kedepan, pemuda harus mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Maka, dalam moment memperingati hari kemerdekaan Indonesia ini, pemuda harus lebih banyak belajar, mengasah keahlian bahasa dan IT, aktif berkontribusi pada masyarakat, mengeluarkan ide gagasan kreatif dan inovatif, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi sebagai wujud bersyukur mengisi ruang kemerdekaan yang sudah 74 tahun kita peroleh.

Para pemuda yang harus terus berinovasi dan berkiprah dalam pembangunan negara, semuanya harus bergerak untuk mengisi kemerdekaan dan memajukan bangsa. Bung Hatta pernah berpesan Indonesia merdeka bukanlah tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat. Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita, apabila kita tidak sanggup mempergunakannya memenuhi cita-cita rakyat.

Akhir kata, semoga kita sebagai pemuda terus menjadi pribadi yang berpartisipasi aktif dalam mengisi kemerdekaan dengan hal yang bermanfaat. Bukan menjadi pribadi yang lebih senang mengkritik daripada beraksi. Bukan jadi pribadi yang hanya senang menggalang dukungan tanpa turun langsung ke lapangan. Bukan jadi generasi yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Semoga kita semakin memaknai kemerdekaan dengan cara turut berpartisipasi dalam ‘memerdekakan’ diri, orang lain dan bangsa dari berbagai permasalahan.

Penulis: Aji Setiawan, mantan wartawan alKisah 2004-2012 tinggal di Purbalingga Jawa Tengah

Related Posts

1 of 3,053