Lintas NusaPeristiwa

Refleksi HUT RI ke 72: Menristekdikti Optimis, Gotong Royong Adalah Solusi Seluruh Persoalan

NUSANTARANEWS.CO, Kudus – 72 tahun bangsa Indonesia merayakan dan mengkhidmati kemerdekaannya melalui beragama cara. Ada malam renungan, lomba-lomba kreatif di pedalaman, diskusi-diskusi di kampus-kampus dan di kota-kota, selebihnya adalah upacara di semua instansi yang ada mulai dari tingkat Desa hingga tingkat Negara.

Rektor Universitas Muria Kudus (UMK), Dr. Suparnyo SH. MS., menyampaikan, kendati telah banyak pencapaian yang diraih bangsa Indonesia selama lebih dari tujuh dekade merdeka, namun masih banyak pula tantangan (problem) yang dihadapi.

“Beragam problem itu mulai dari tingkat lokal, regional, nasional maupun global,” ungkap Rektor UMK saat menyampaikan sambutan tertulis Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. H. Mohamad Nasir Ph.D. Ak., pada upacara bendera memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), di halaman kampus UMK, Kamis (17/8/2017).

”Salah satu tantangan terbesar kita saat ini adalah persoalan kualitas Sumber Daya Manusia  (SDM) di Indonesia. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia memiliki tingkat pendidikan  rendah dan terkategori tenaga kerja tidak terlatih atau berkeahlian rendah-menengah,” ungkapnya prihatin.

Baca Juga:  Wakil Bupati Nunukan Buka MTQ Ke XIX Kabupaten Nunukan di Sebatik

Kondisi tersebut, paparnya, tidak sekadar menjadi tantangan di tingkat produktivitas ekonomi, namun juga memengaruhi daya saing di tingkat regional dan global. ”Persaingan  dalam era globalisasi sangat ditentukan oleh kualitas SDM,” tegasnya mengingatkan.

Untuk menjawab tantangan berbagai tantangan yang ada, Kemenristekdikti menetapkan  tujuan strategis 2019, yang akan dicapai, yaitu meningkatnya relevansi, kuantitas dan kualitas SDM berpendidikan tinggi, serta kemampuan Iptek dan inovasi untuk keunggulan  daya saing bangsa,” paparnya.

Menristekdikti yakin, dengan kerja bersama, tujuan strategis itu bisa dicapai. ”Mulailah dari diri sendiri, lingkungan sekitar, dan dari institusi kita. Bangun budaya antiplagiasi, budaya  keilmuan yang menghasilkan inovasi dan karya bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat, membangun budaya kampus yang bersih, antikorupsi, antinarkoba, dan bebas dari paham radikalisme, membangun kesantunan, memperteguh jiwa Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila,” katanya. (*/Rosidi/Red02)

Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 20