NUSANTARANEWS.CO – Realitas maya, ujung tombak pemuas fantasi penganut macrophilia. Beberapa orang senang dengan seks biasa, yang lain memiliki fantasi seksual yang tidak biasa yang ingin mereka penuhi. Tetapi beberapa fantasi tidak dapat dicapai secara realistis, di mana orang-orang akhirnya harus menggunakan imajinasi mereka.
Para ahli percaya bahwa realitas dunia maya adalah jalan keluarnya yang memungkinkan orang-orang dengan fantasi aneh mencapai keinginan mereka secara privasi di rumah mereka sendiri.
Seks dengan alien misalnya, bukanlah konsep baru. Orang-orang selalu memiliki fantasi seksual yang terlibat dengan gagasan tentang “keanehan” dan apa yang tidak dapat kita miliki atau secara realistis tidak dapat dicapai,’ Trudy Barber, dosen Studi Media di Universitas Portsmouth, mengatakan kepada MailOnline.
“Keinginan untuk berhubungan seks dengan alien sangat lazim dalam banyak cerita fiksi ilmiah seperti dalam film Galaxy Quest atau “budak perempuan” Orion hijau klasik yang menggoda dari ketenaran awal Star Trek.”
Nah, demikian pula dengan kaum macrophilia yang sebagian besar pemujanya adalah kaum Adam yang berhasrat seksual pada perempuan raksasa. Kata macro (besar) dan philios (cinta).
Pertanyaannya, apa mungkin wanita setinggi ratusan kaki bisa didapatkan oleh pengidap Macrophilia? Hanya imajinasi yang bisa menjawabnya. Para penganut macrophilia mengandalkan kekuatan imajinasi untuk memuaskan hasrat mereka.
Tentunya, mereka sering surfing, browsing di internet untuk mendapatkan apa yang mereka cari. Akibatnya, hal ini pun memberi kemungkinan industri pornographer melakukan editing dan manipulasi di dunia maya yaitu menyulap wanita-wanita berukuran normal jadi raksasa.
Bagi penganut macrophilia, Kaum Pria yang ingin berhubungan seks dengan wanita raksasa menggunakan internet dan teknologi terbarukan untuk membuat dirinya mudah terangsang dan realitas maya sebagai puncak pemuas birahi.
Penganut Macrophilia, kata Mark kepada Independent bahwa wanita yang lebih besar, berarti besar, baik yang seukuran King Kong atau yang lebih besar lagi.
“Ketertarikan saya terhadap mereka (wanita raksasa) bisa tidak terkendali oleh kecantikan dan kekuatannya, meski jika pertemuan bisa jadi itu sangat berbahaya,” kata Mark, Jumat (28/10)
Menurut Mark, Wanita raksasa sebagai makhluk superior, ia memiliki sedikit hal untuk memuaskan hidup para penganut Macrophilia.
“Apakah itu sebagai pemenuh makanan yang menyehatkan tubuh atau sebagai alat untuk kepuasan seksual. Bersama dia (wanita raksasa) saya tidak akan punya pilihan lain selain menyerahkan diri kepadanya,” ujar Mark.
Studi terbatas pada fitsh atau bagian tertentu pada tubuh wanita yang membuat lelaki terangsang tersebut telah menemukan bahwa hal itu adalah dominasi dan kerentanan yang terletak di jantung macrophilia. Padahal hal itu tidak benar-benar memberikan fantasi kepuasan bercinta yang sebenarnya, baik dengan wanita rakasa, realitas maya, apalagi foto editan. (Man/Alya)