NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Rawan sebaran PMK meluas di Jatim. Anggota komisi B DPRD Jatim Nur Soetjipto mengatakan pihaknya berharap pemerintah untuk menghentikan terlebih dahulu impor daging dan sapi asal India. Pasalnya, pandemi PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) terhadap ternak di Negara tersebut tinggi.
“Hentikan dulu impor sapi dan daging dari Negara yang pandemi PMK kuat yaitu India,” jelasnya saat dikonfirmasi di Surabaya,” Senin (9/5).
Selama ini, kata politisi Gerindra ini, peta perdagingan di Jatim untuk impor berasal dari Australia dan sekarang beralih ke India. “Potensi daging di Jatim sangat besar sehingga perlu ada penanganan khusus dalam penanganan daging,” jelasnya.
Ditambahkan olehnya , pihaknya minta Dinas Peternakan Jatim untuk turun di empat daerah untuk melakukan penelitian dan pemeriksaan terhadap ternak di daerah-daerah tersebut. “Sebagai antisipasi jangan sampai menyebar lagi,” ungkapnya.
Pria asal Trenggalek ini mengatakan selain itu juga perlu ada sinkronisasi antara pemerintah pusat, Propinsi maupun daerah untuk tempat isolasi di daerah yang sudah jelas pandemi PMK tersebut.
“Perlu ada pemetaan daerah-daerah untuk melakukan isolasi terhadap ternak sebagai antisipasi sebaran PMK lebih luas lagi,” tutupnya.
Sekedar diketahui, sebanyak 4 kabupaten di Jawa Timur (Jatim) terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Provinsi Jatim menetapkan status wabah (outbreak) agar hewan ternak itu bisa divaksinasi melalui Organisasi Kesehatan Hewan Dunia atau OIE.
PMK yang merebak saat ini merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100 persen. Sebelumnya, kasus PMK pertama ditemukan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada 28 April 2022. (setya)