NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Kenaikan harga beras di semua propinsi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur terus disorot. Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur Erma Susanti mengatakan kenaikan harga beras yang terus merangkak disisi lain produksi beras di Jawa Timur masih surplus dan tidak ada gagal panen.
“Ini merupakan sebuah anomali,” jelas politisi PDI Perjuangan ini, Jumat (10/2.
Erma mengatakan untuk mengatasi hal tersebut satgas pangan harus bertindak cepat untuk mentracing kemana peredaran gabah karena di tingkat penggilingan padi skala kecil juga sudah kesulitan untuk nemndapatkan gabah sehingga harga terus naik.
“Jangan sampai Jawa Timur mengeluarkan rekomendasi beras impor masuk sebelum ada kejelaasan peredaran gabah karena jangan sampai ada permainan kartel yang tentunya sangat merugikan petani dan konsumen,” jelasnya.
Jika nantinya, lanjut Erma, gubernur nekat merekomendasikan beras import masuk ke Jawa Timur untuk menekan harga beras, tentunya perlu dikaji ulang mengingat sebentar lagi akan panen raya.
“Petani bisa rugi dan saya pastikan Komisi B DPRD Jawa Timur menolak rekomendasi impor beras masuk Jawa Timur,” jelasnya.
Harga barang pokok sudah sudah meroket berjemaah meski Ramadan dan lebaran masih sebulan lagi. Salah satunya, beras. Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) secara rata-rata untuk beras kualitas bawah, harga merangkak naik sejak awal Desember lalu dari Rp11.200 menjadi Rp11.900 per kg.
Hal sama juga terjadi pada beras kelas medium 1 yang harganya naik dari Rp12.350 pada 1 Desember 2022 menjadi Rp13.050 per kg. Hal sama juga terjadi pada minyak goreng.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak menampik kenaikan itu. Ia mengatakan kenaikan harga beras terjadi di seluruh provinsi Indonesia.
“Memang naik di semua provinsi. Ini yang sedang kami lakukan operasi pasar oleh Bulog di seluruh provinsi terus dilakukan awal Januari. Tapi baru turunnya sedikit minggu-minggu. Ini terus kami lakukan operasi pasar,” ungkap Jokowi beberapa waktu lalu.
Sedangkan disis lain, beberapa waktu lalu Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menyampaikan, Indonesia bakal kedatangan beras impor sebanyak 500 ribu ton secara bertahap. Targetnya beras impot datang hingga Februari 2023.
Menurut Arief, impor beras dari Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Pakistan dilakukan hanya sampai Februari mendatang. Pasalnya, akan ada panen raya pada akhir bulan depan. “Setelah itu kita semua panen raya, tidak ada alternatif untuk impor lagi, kita akan setop. Jadi 500 ribu hanya bridging sampai panen raya, panen raya nanti kalau menurut BPS akan ada Februari akhir,” jelasnya. (setya)