NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Anggota komisi B DPRD Jawa Timur Mohammad Arbayanto mengungkapkan untuk gula impor perlu dilakukan penataan tata niaga gula impor agar tidak menganggu kualitas gula lokal.
“Kalau urusan gula impor urusannya sama dengan keberadaan beras impor. Jangan sampai gula impor ini masuk ke dalam daerah-daerah kebutuhan gulanya tercukupi. Jangan sampai bocor karena bisa ganggu gula lokal,” jelas politisi Demokrat ini, Jumat 15 Desember 2024.
Mantan komisioner KPU Jawa Timur ini menjabarkan untuk impor gula tahun 2025 nanti harusnya gula untuk urusan industri. “Jangan sampai gula untuk rumah tangga mengingat untuk Jawa Timur sudah tercukupi,” jelasnya.
Sedangkan untuk meningkatkan kualitas gula, kata Arbayanto, pihaknya berharap ada peremajaan mesin di pabrik gula yang ada di Indonesia.
“Itu tugas dari BUMN untuk peremajaan dan kalau tetap bertahan dengan mesin yang ada sekarang ini tentunya volume produksinya bisa lebih rendah,” jelasnya.
Arbayanto menambahkan, jika ada peremajaan mesin di pabrik gula, tentunya tebu yang disetorkan tidak sebanyak dengan pabrik gula swasta yang memiliki mesin modern.
“Efeknya akan berpengaruh pada harga dari gula yang diproduksi,” tandasnya.
Angka impor bahan pangan Indonesia memang benar-benar mencengangkan. Tak terkecuali gula, yang nilai impornya mencapai puluhan triliun rupiah.
Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam 9 bulan di 2024 atau Januari-September 2024, Indonesia telah tercatat mengimpor 3,66 juta ton gula. Nilainya pun tak tanggung-tanggung US$ 2,15 miliar, atau dengan kurs rupiah yang di kisaran Rp 15.500/US$ berarti nilai impor tersebut mencapai Rp 33 triliun.
Beberapa waktu lalu, Asosiasi Peritel Indoneisa (Aprindo) menilai kebutuhan gula nasional masih belum mencukupi hingga akhir tahun ini. Sehingga ia memprediksi pemerintah masih akan melakukan impor gula. (setya)