NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pada 2 Desember 2018 bakal dilaksanakan acara Reuni Akbar Mujahid 212. Acara ini menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat tanah air. Pihak yang kontra menuding acara tersebut sarat dengan muatan politik meskipun berkali-kali dibantah pihak penyelenggara.
Terlepas dari itu, Reuni Akbar Mujahid 212 tetap akan berlangsung meskipun banyak pihak yang tampak tidak senang.
Berikut manual acara Reuni Akbar Mujahid 212 Keumatan, Kemanusiaan dan Kebangsaan.
Dimulai tahajud bersama pada pukul 03.00-04.00 WIB. Shalat tahajud diimami oleh Buya Ahmad Kurtubi dan doa oleh KH Abah Raudh Bahar.
Pukul 04.00-05.00 WIB sholat subuh berjamaah dengan muadzin Ust Helmi, Imam KH Nashier Zein dan Zikir setelah subuh oleh Habib Muhammad Al Athos dan Habib Muhsin bin Zait al Athos.
Kemudian, pukul 05.00-05.30 WIB dzikir dan istighotsah kubro yang dipimpin oleh Ust H Abdul Syukur Adzikra. Pukul 05.3-06. 00 WIB Maulid Nabi oleh Hb Muhammad bin Idrus AlHadad.
dengan termasuk Hadroh Ust Kembar )
Lanjut pukul 06.00-06.30 WIB pemutaran film 7 menit karya FRONT TV, video kompilasi dukungan 212, teleconferrence Switzerland (Zurich) London dan Melbourne, atraksi musik Rampak dari School of Universe membawakan Tholaal Badru Aalain bersama dengan Izzatul Islam, mengajak seluruh mujahid 212 yang hadir ikut bershalawat serta kolaborasi lagu perjuangan Satu Nusa Satu Bangsa oleh Accapella Pentaboyz.
Pukul 06.30-06.35 WIB, pembukaan para MC mengenalkan diri. MC 1 berbahasa Arab Muhammad Irza Mahathir (MIM), MC 2 berbahasa Inggris, Adin M (AM), MC 3 utama Ust Haikal Hasan (UHH) dan MC 4 Deddy Gumelar (DG).
Pukul 06.35-06.40 WIB, MC 3 dan 4 meminta seluruh jamaah berdiri menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dipimpin
seluruh vokalis Izzatul Islam, SOU dan Pentaboyz serta Sang Alang dan Ari Untung leading.
Pukul 06.40-06.50 WIB, Kalam ilaihi (Ust Maman Abd Rahman), MC 1 menghantar qiroah.
Pukul 06.50-07.00 WIB, prakata ketua panitia Ust Bernard. Pada pukul 07.00-07.15 WIB ucapan selamat datang dari 3 tokoh sejarah (FPI, GNPF, PA 212 )menyambut secara paralel.
Puku; 07.15-07.20 WIB, mars bela Islam dan bela tauhid (Ust Kembar) dan accapella Pentaboys dan Izzatul Islam secara membahana disertai ajakan mengibarkan bendera-benderanya.
Pukul 07.20-07.30 WIB sambutan Gubernur DKI dan sejumlah tokoh. Pukul 07.30-07.40 WIB sambutan tokoh ulama Betawi KH Maulana Kamal Yusuf.
Pukul 07.40-07.55 WIB, sambutan Ketua DPR dan MPR. Pukul 07.55-08.00 WIB accapella mebawakan lagu Bendera. Pukul 08.00-08.15 tamu kehormatan.
Pukul 08.15-08.25 WIB, dzikir tauhid 212 oleh KH Abdurrasyid Abdullah Syafei. Pukul 08.25-09.00 WIB tausiah bela tauhid dalam berbagai perspektif. Pendidikan keluarga oleh Nurdiati Akma, ekonomi keumatan oleh Didin Hafiduddin dan ideologi kebangsaan Bachtiar Nasir.
Pukul 09.00-09.05 WIB, mars dan hymne pejuang Islam, Medan Juang oleh Ust Kembar dan Izzatul Islam. Pukul 09.05-09.25 WIB, tausiah bela tauhid ke-II. Tauhid politik dan perubahan oleh Sholahuddin Wahid, tauhid sosial dan budaya oleh KH Mahfudz Asyirun atau KH Nonof Hanafi.
Pukul 09.25-09.40 WIB, video conference dengan Washington DC, Toronto, Sydney dan Sorong serta Bali dan diakhiri dengan laporan pandangan mata penyelenggaraan 212 di Medan.
Pukul 09.40-10.00 WIB, taushiyah III: Tauhid hukum dan keadilan oleh Hammid Gontor. Tauhid pertahanan dan keamanan oleh KH Syukron Makmun.
10 menit.
Pukul 10.00-10.15 WIB, Millenia Award 212 dengan menampilkan 2 anak penghafal Quran Muhammad dan Kamil di awal dan siap diuji langsung atas hafalan mereka. Dan penganugerahan Milenia Award kepada 12 yang lainnya yang diberikan oleh 14 tokoh/habaib/ulama mengikuti keteladanan Rosulullah kepada pembinaan generasi muda.
Pukul 10.15-10.25 WIB, peduli kaum disabilitias. Pukul 10.25-10.35 WIB, orasi dan selebrasi bendera tauhid oleh Hb Hanif Al Athos.
Pukul 10.35 -10.40 WIb, Izzatul Islam. Pukul 10. 40-10.50 WIB pemutaran kembali Khutbah Jumat 212. Pukul 10.50-11.15 WIB, teleconferrence dan amanat imam besar dari kota suci Mekah.
Pukul 11.15-11.20 WIB penutup doa oleh Umar bin Abdul Aziz Palembang.
(nvh/anm)
Editor: M Yahya Suprabana
