HukumLintas NusaPeristiwa

Ramah Tamah yang Berujung Konferensi Pers Kapolda Riau

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Acara ramah tamah pada Rabu malam, 18 Oktober 2017 yang digelar Polda Riau dengan mengundang pekerja media di Pekanbaru berbuah konferensi pers Kapolda Riau Irjen Pol Nandang. Sang Jenderal Polisi ini tampaknya merasa terganggu dengan sebuah pemberitan media lokal Riau yang menilai Nandang menyudutkan TNI. Alhasil, Nandang harus repot-repot mengundang awak media dengan maksud klarifikasi dan meluruskan pemberitaan yang telah dibaca secara luas publik negeri, tak terkecuali masyarakat Riau sendiri.

Pemberitaan dimaksud adalah soal pernyataan Nadang yang menyebut ‘Negara boleh tak ada tentara, tapi polisi harus ada’. Entah apa yang terbesit di dalam pikiran Nandang, keseleo lidah ini menuai sorotan tajam dari publik, mungkin juga pihak TNI sendiri karena ucapan tersebut jelas ditujukan kepada para kombatan.

Apa boleh buat, kalimat kurang elok itu sudah terlanjur diucapkan. Sialnya, pernyataan tersebut terekam oleh media dan segera menjadi judul berita. Sayang, Nandang tampaknya enggan mengakui komentar imajinernya tentang tentara itu berasal dari dirinya, melainkan hanya kabar burung. Tak ayal, pemberitaan yang muncul di media yang sesuai dengan ucapan Nandang, segera dibantahnya. Seperti pembelaan pejabat pada umumnya, Nadang lalu menuding pemberitaan terkait ucapannya tersebut tak lebih hanyalah sebuah bualan dan kebohongan meskipun awak media memiliki bukti rekaman dan mendengar langsung di lapangan.

Baca Juga:  Wabup Nunukan Buka Workshop Peningkatan Implementasi Reformasi Birokrasi dan Sistem Akuntabilitasi Instansi Pemerintah

Konferensi pers pun dihelat. Bagi Nandang, konferensi ini menjadi super penting dan mendesak. Sebab kalau tidak, dirinya akan terus menjadi bulan-bulanan kritik dan bullying publik karena sejak ucapan tersebut terlontar, masyarakat luas memperbincangkan sekaligus mencibirnya. Bagi publik, ucapan Nandang tidak menunjukkan suatu kepantasan.

Baca Juga:
Polisi Minta Maaf Usai Hina TNI di Medsos
Viral, Oknum Polisi Lecehkan TNI
Polri Diduga Lakukan Kebohongan Publik
Soal Klarifikasi Polri Dinilai Banyak Bingungkan Publik

Irjen Nandang menggelar konferensi pers pada Minggu, 22 Oktober 2017. Dalam konpersnya, Sang Jenderal Polisi itu menuding pemberitaan media lokal Riau itu hoax. Katanya, pernyataan tentang ‘Negara boleh tak ada tentara’ tak lebih hanyalah sebuah ilustrasi semata, dan konteksnya ialah negara-negara di dunia, bukan Indonesia.

“Saya berikan gambaran ada negara tak punya tentara itu hanya ilustrasi saja, bukan dianalogikan ke Republik Indonesia. Masing-masing negara punya sejarah masing-masing,” kata Kapolda Riau dilansir dari Antara Riau.

Sementara itu mengenai polemik isi stetmen Kapolda Riau Irjen Nandang pada Rabu malam (18/10) itu, berikut ini transkrip lengkap sambutan Irjen Nandang yang dihimpun tim redaksi Nusantaranews.co:

“Saya akan lebih senang kalau diberikan saran masukan. Dari pada diberitakan seolah-olah kayaknya dipermalukan, tapi sebenarnya tidak. Tinggal kita melihatnya dari mana? Kalau saya lihatnya, oh… biar masyarakat juga tahu.

Harapan saya masyarakat tahu kekurangan kita. Biar memiliki empati ataupun memahami kekurangan itu. Dan diharapkan dari kekurangan itu, bukan menjadi sasaran untuk dilemahkan, tetapi mari bangun bersama. Karena polisi tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat.

Negara. Berbagai macam negara boleh tidak ada tentara, tapi polisi pasti ada. Karena polisi adalah, merupakan sesuatu yang dalam keadaan amanpun masih dibutuhkan. Apalagi polisi Republik berbeda dengan polisi-polisi yang ada di Amerika, ataupun di Eropa, atau di negara Asia yang lainnya.

Karena polisi di Republik itu bisa melayani STNK, PBKB, SIM. Segala macem diurusi. Karena sejarahnya memang seperti itu. Jadi, makanya berbeda dengan di tempat lain.

Malam ini adalah malam pertama kita. Bertemu secara khusus. Memang saya yakinkan, percaya pada saat malam kita sambut rekan-rekan banyak yang datang. Tapi kan, konteksnya tidak spesial. Jadi malam ini adalah malam spesial untuk kita semua.

Dan saya berharap, kita siapkan organ di sini itu, kita merenggangkan otot-otot yang seharian capek. Jadi saya ingin juga mendengar temen-temen dari wartawan-wartawati itu jangan nanya pertanyaan terus. Coba menyanyi. Kita ingin dengar kaya apa suaranya.

Saya kira dari muka-mukanya kelihatan para penyanyi alumni karauke-karauke,” yang kemudian disambut tawa lepas dari para tamu undangan yang hadir.

Baca Juga:  Harga Beras Meroket, Inilah Yang Harus Dilakukan Jawa Timur

Pewarta/Editor: Eriec Deada

Related Posts