NUSANTARANEWS.CO – Melihat massifnya gerakan kebencian di Indonesia saat ini, Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand, Nadirsyah Hosen, mengaku ada rekayasa pihak luar yang ingin Indonesia bertengkar dan hancur lebur.
Dirinya menilai mmulai dari politisasi ayat, hadits dipotong seenaknya untuk mengobarkan permusuhan, sampai pelecehan kepada para kiai sepuh dan penistaan terhadap Kapolri.
“Saya percaya memang ada gerakan yang secara massif, sistematis dan terorganisir hendak mengacaukan Indonesia,” kata Nadirsyah Hosen, Minggu (27/11/2016) melalui keterangan tertulinya.
Lanjut Nadirsyah, mereka sebelumnya telah gagal masuk lewat isu Sunni-Syi’ah dan sekarang masuk lewat kasus Pilkada DKI.
“Dan kita sesama anak bangsa dan sesama umat beragama dibenturkan agar terjadi kekacauan. Waspadalah!” imbuhnya.
Dosen Senior Monash Law School ini mengaku tidak percaya jika para tokoh MUI disebut berada di belakang gerakan politisasi ayat dan hadits atau penistaan terhadap kiai sepuh dan juga Kapolri.
“Saya tidak ragukan komitmen kebangsaan MUI, NU dan Muhammadiyah,” ujarnya.
Sejelek-jeleknya umat Islam, kata Nadirsyah, tidak akan bersusah payah mencari potongan hadits membenarkan pembunuhan di luar proses hukum ataupun memotong hadits untuk menyerang kaum bermata sipit. Atau membuat meme menyamakan kapolri dengan PKI.
“Ini sudah digerakkan oleh pihak luar,” tegasnya.
Karena itu dirinya mengingatkan agar para ulama, santri, tokoh nasional, TNI/Polri harus bergandengan tangan menjaga bangsa dan negara kita.
“Jangan larut dalam permainan pihak luar yang hendak memainkan emosi kita. Mari kita tenangkan semua elemen bangsa dan umat serta stop kebencian yang bisa menjadi pintu masuk pihak luar memporak-pondakan bangsa kita,” ajaknya. (Emka/Red)