Pusat Hidrografi dan Oseanografi AL Ungkap Kunci Mengembangkan Ekonomi Indonesia

Laut Indonesia. (Foto: Ilustrasi/Istimewa)

Laut Indonesia. (Foto: Ilustrasi/Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut Indonesia, Harjo Susmoro menegaskan sudah saatnya negara-negara lain mendapatkan bantuan dan mendapatkan manfaat dari Sumber daya negara Indonesia, daripada sebaliknya dan untuk ini ia mendorong penggunaan ahli hidrografi.

“Sangat penting bagi kami untuk fokus pada kedua grafik hidrografi dan bahari,” ujar Harjo seperti dikutip dari dari CGTN, Selasa (27/3).

Harjo mengaku pihaknya telah bergerak menuju era ekonomi biru (Laut) dan untuk memahami hal-hal yang terjadi di permukaan dan jauh di dalam lautan Indonesia. Pihaknya pun menjelaskan bahwa Indonesia butuh ahli hidrografi.

“Tim kami memainkan peran vital. Hidrografi bukanlah hanya untuk masalah memetakan perairan akan tetapi itu adalah kunci untuk mengembangkan ekonomi di Indonesia,” akunya.

Menurut Harjo, mengupgrade peta maritim negara juga akan menjadi bahan perhatian yang sangat penting, ketika membangun pelabuhan. Dengan mengandalkan peta yang diperbarui, pemerintah dan perusahaan dapat lebih meningkatkan konektivitas untuk memperluas industri pelayaran negara.

“Konservasi juga tetap menjadi prioritas utama bagi pihak berwenang Indonesia. Dengan memetakan wilayah-wilayah baru dan belajar tentang apa yang ada di bawah perairan tersebut, Indonesia dapat mempelajari dan memahami dengan lebih baik prioritas-prioritas konservasinya,” terang dia.

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 17.000 pulau membentang di sepanjang garis pantainya. Secara alami, negara ini kaya akan keanekaragaman hayati karang dan populasi laut yang palinga penting.

Tapi itu bukan satu-satunya hal penting di bawah perairan Indonesia, dan untuk lebih memahami apa yang ada di bawah permukaan laut negara itu, pemerintah Indonesia sekarang mencari cara yang tepat untuk mulai memetakan wilayah lautnya.

“Saat ini, negara bergantung pada peta berdasarkan survei selama era kolonial Belanda, yang sudah dianggap ketinggalan zaman. Dengan memetakan kembali wilayah barunya, patroli angkatan laut di sekitar perbatasan negara dapat mengetahui dengan tepat di mana seharusnya dan tidak boleh pergi,” jelas Harjo.

Ahli hidrografi Poerbandono menjelaskan, apabila perairan yang ada di Indonesia dipetakan, maka apa yang terdapat di dalam perairan tersebut akan diketahui. “Dan ketika Anda tahu apa yang ada di dalamnya, maka para investor akan dapat menghitung berapa risiko untuk menempatkan uang mereka di sana agar membuat ekonomi tumbuh,” katanya.

“Jadi tanpa informasi itu tidak akan ada kemungkinan untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya misalnya kedalaman laut, kecepatan arus, isi dasar laut serta perilaku permukaan laut,” imbuh Poerbandono.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Exit mobile version