Budaya / SeniKhazanahPuisi

Puisi-Puisi Politikus Yang Bikin Geger Beserta Puisi Jawaban Jelang Pemilu 2019

Salah Satu adegan dalam film Endless Poetry (2016). (FOTO: Crop Film Endless Potrey)
Salah Satu adegan dalam film Endless Poetry (2016). (FOTO: Crop Film Endless Potrey)

NUSANTAREANEWS.CO – Perjalanan Pemilu 2019 tidak hanya diwarnai dengan kampanye dan intrik politik sesama politisi, tetapi puisi (mereka para politisi menyebutnya puisi) juga dijadikan media untuk menyarakan kebenaran menurut versi kubu politiknya masing-masing.

Menyebut kata “kata puisi” di tahun politik, nampaknya publik lebih banyak mengingat nama Politisi Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR yakni Fadli Zon. Akan tetapi, ada beberapa nama politisi yang ikut merespin puisi yang ditulis Fadli yaitu Inas N Zubir dari partai Hanura dan Irma Suryani Chaniago dan dari Partai Nasdem.

Paling mutakhir muncul nama Neno Warisman, dengan puisinya berjudul “Allahu Akbar” yang ia bacakan di acara Munajat 212, seketika viral di medi sosial. Lantaran di dalam puisi tersebut ada bait yang dinilai menantang Tuhan dalam kontestasi pemilihan presiden 2019 ini.

Puisi panjang Neno Warisman, bukan satu-satunya puisi kontroversial yang mewarnai perjalanan Pemilu 2019. Tetapi puisi Fadli Zon juga tidak kalah kontroversialnya, khususnya puisi Fadli yang berjudul “Doa yang Ditukar”.

Baca Juga:

Berikut ini sejumlah puisi Kontroversial beserta puisi tanggapannya:

Puisi Fadli Zon

DOA YANG DITUKAR

doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral

doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar

doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik

Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
memohon pertolonganMu
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah

Fadli Zon Zon, Bogor, 3 Feb 2019

Puisi Balasan untuk Puisi Fadli Zon di atas

Puisi Muhammad Romahurmuziy

Tanpa Judul

I

Katanya bela ulama
Kyai paling sepuh pun kau nista
Dengan aneka meme dan cela

Katanya bela agama
Tapi kau halalkan semua
Tuk gelapkan siang sebelum waktunya

Katanya hasil ijtima’
Baca qur’an pun kau hindari dg berbagai cara

Puisi Romahurmuziy tersebut diposting di akun Twitternya, @MRomahurmuziy, 3 Februari 2019

II

Sungguh kasihan umat Islam Indonesia
Diatas namai bela agama
Tuk dukung kelompoknya
Umat dibuat tak tahu dgn sengaja
Bahwa syariat Islam pun dinista
Karena solat & puasa Ramadhan pun tak dijalaninya
Kukatakan krn aku menyaksikannya
Semoga tobat dipilihnya
Meski politik sebabnya

Puisi tersebut diposting di akun @MRomahurmuziy, 4 Februari 2019

II
Bukan maksud memilih pemimpin
Atas dasar ke-agama-an
Tp janganlah bawa2 Tuhan
Jika sholat 5 waktu blm dikerjakan
& puasa Ramadhan ditinggalkan
Hentikan smua narasi
Seolah kau paling suci
Krn pemimpin dlm Islam
Sudah jelas ukurannya
Bukan penghina ulama
Dan me-nakut2-i rakyatnya

Kau hebohkan dunia
Dengan video potonganmu tanpa
Muat klarifikasi dan lanjutannya

Kau terjemahkan doa
Tanpa nahwu-shorof atau gramatika
Ah, kau memang bukan santri

Kini kau rendahkan ulama
Padahal sebelumnya kau selalu teriak bela..bela..bela
Ternyata dusta adanya

Puisi yang ketiga itu, diposting 5 Februari 2019

Puisi balasan juga ditulis oleh Jubir TKN Irma Suryani Chaniago (ISC). Berikut ini isi puisi ISC yang dipublikasikan pada Rabu, 6 Februari 2019:

Aku

Aku adalah raja segala ambisi
Semua hal kukomentari, pokoknya semua kucaci maki
Tak peduli benar atau salah, bahkan ulama sepuh pun kukriminalisasi.

Aku adalah raja ambisi, cita-citaku pengin jadi menteri
Semua panggung kuisi dengan puisi dan ujaran ujaran sakit hati, yang penting aku tampil di TV dan media tiap hari.

Aku adalah raja ambisi, tidak peduli salah, benar, hoaks, SARA, dan politisasi, yang penting aku bisa terus mem-bully
Kursi menteri cita-cita harga mati
Tidak peduli harga diri, yang penting aku jadi menteri.

Siang-malam aku terus mencari, siapa yang akan aku bully dan politisasi hari ini, esok atau lusa nanti!
Yang penting aksi dan kursi menteri di tangan kiri

Akulah raja nyinyir, raja bully, raja diraja puisi basi.
Siapa pun aku kriminalisasi, tidak peduli ulama sepuh yang dihormati, salah sedikit langsung kukapitalisasi!

(ISC)

Tidak hanya dari kalangan politisi, puisi’Doa yang Ditukar’ pun menimbulkan aksi protes para santri Kudus. Dalam Aksi ini, Gus Kholid dari Pondok Budaya Kudus membacakan puisi balasan untuk Fadli yang dibacakan di aksi protes Aliansi Santri Membela Kiai (Asmak) di Alun-alun Kudus, Jumat (8/2/2019).

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Berikut bunyi puisi karya Gus Kholid:

Do’a yang Tertukar Bukan Bangsa yang Tertukar

Kau…
Adalah orang terhormat
Kau..
Bukan mengajarkan kebaikan bertutur lisan
Kau binalkan sajakmu
Tanpa kau sadari telah melukai guruku
Kau menjadi dungu oleh tahtamu..
Kau robek keindahan demokrasi negeri ini dengan cuitanmu
Cuitan sang bandar
Ketika kepongahanmu menjadikan bangsa yg sejuk meradang seakan tak bermoral.
Puisi Sajakmu bebas tak beradab
Atau memang begitukah cara berbicara sang makelar yang biadab
A’udzubilLahi minassaytonirojim wamin su’i dzon
Tilkal Ghoroni kul ula
Setan-setan yang terkutuk
Yang mengubah lidah nabi
Setan-setan yang sama
Yang mengubah lidah kiai
Untung saja kiai segera meralat doa
Sehingga Indonesia tak jadi Amerika
Dan agama tak jadi tertukar dengan berhala
Ya allah engkaulah hambaku..
Dan engkau lah tuhanku
Aku terlalu bahagia
Sebab kiai segera meralat doa
Sehingga Indonesia tidak menjadi Amerika
Dan agama tak tertukar dengan berhala.

Simak:

Belum selesai polemik puisi “Doa yang Ditukar” Fadli Zon kembali menulis puisi berjudul’Sajak Orang Kaget’ yang diunggah di Twitter, Rabu (13/2/2019)

SAJAK ORANG KAGET

orang kaget mudah nyerempet
rapat kabinet bisa macet
macet pikiran menggerus logika
macet kebijakan ditebus rekayasa
macet elektabilitas dijurus citra

orang kaget masuk got gorong-gorong
di kolong ketemu hantu kecebong
menyampaikan mimpi siang bolong
ditanya persoalan negeri hanya terbengong

orang kaget bikin mantra mobil esemka
jampi mujarab seketika masuk Jakarta
tak lama membuka gerbang istana
tapi di Istana tak tahu harus berbuat apa

orang kaget terkaget kaget berentet rentet
kaget honor guru rendah sekali
kaget harga tiket pesawat begitu tinggi
kaget harga jagung tak terjangkau lagi
kaget masih banyak pungli
kaget racun kalajengking jadi solusi
kaget dipatil udang oposisi
kaget mikrofon mematuk mulut sendiri
kaget tak tahu apa yang terjadi

orang kaget terkaget kaget berentet rentet
besok jangan kaget
ketika kursi hilang ke awang-awang
kutukan melayang terbang
rakyat menjemput harapan terang
rakyat girang Indonesia menang

Fadli Zon, Jakarta 13 Februari 2019

Setelah Fadli Zon, muncul Neno Warisman dengan puisi yang tak kalah menggegerkannya. Puisi Neno berjudul “Allahu Akbar” ini dibacakan pada acara Munajat 212. Potongan video Neno baca puisi tersebar viral juga kontroversial.

Ini Puisi Lengkap Neno Warisman di Munajat 212 yang Kontroversial

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Allahu Akbar

Puisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di sini
Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta
Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara
Mencabik-cabik keraguan
Meluluhlantakkan kesombongan
Karena mata-mata kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, insyaallah, pasti datang

Allahku Akbar

Kemenangan kalbu yang bersih
Kemenangan akal sehat yang jernih
Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih
Dari dada ini telah bulat tekad baja
Kita adalah penolong-penolong agama Allah
Jangan halangi
Jangan sanggah
Jangan politisasi
Sebab ini adalah hati nurani

Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir
Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya
Tersatukan dalam munajat 212
Miliaran matahari itu saudaraku
Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta
Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla

Begitulah kita saudaraku
Harusnya kita saling merekat
Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya
Ayo munajat
Ayo rekatkan umat
Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat

Rekatkan Indonesiamu
Rekatkan jiwa-jiwamu
Rekatkan langkah dan tindakanmu

Ya Allah
Berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka
Berseru-seru mereka
Menderu-deru mereka
Di setiap jengkal udara hingga terlahir takbir kemenangan
Kemenangan di ujung lelah menggema takbir bersahut-sahutan
Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan
Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur
Basah air mata dalam bahagia kemenangan sebentar lagi tiba

Allahumma inni a’uzubika min jahdil bala’i wa darkisy syaqa’i wa su’il qada’i wa syamatatil a’da’i

Jauhkan kami dari bala musibah yang tak dapat kami atasi
Lindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami
Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan
Di nadi-nadi kami
Di jantung-jantung kami
Di pundak-pundak kami
Di jari-jari kami
Yang telah memilih untuk hanya selalu berdua
Kita dan Allah Azza Wa Jalla
Selalu berdua
Kita dan Rasulullah kekasih semesta
Selalu berdua
Kita dan saudara mukmin saling menjaga
Selalu berdua
Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya

Duhai Allah Rabb
Jangan kau jadikan hati kami bagai si penakut pengecut
Sebab kami terlahir di tanah para pahlawan pemberani
Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya
Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar
Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar
Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar
Yang berani berpihak pada yang benar

Duhai Allah
Jangan kau jadikan hati kami dari tertutup
Dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam-malam munajat
Saat Engkau turun ke jagat dunia
Telah Engkau bersaksikan
Kami tegak berdiri, ya Allah
Kami meminta menangis hingga basah sekujur diri kepada-Mu
Seluruh harapan kami dambakan
Akan Kau tolong atau Engkau binasakan
Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan
Itu hak-Mu

Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka
Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami
Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu

Ya Allah
Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin
Oleh pemimpin terbaik
Dengan pasukan terbaik
Untuk negeri adil dan makmur terbaik

Takdirkanlah bagi kami
Generasi yang dapat kami andalkan
Untuk mengejar nubuwwah kedua
Wujud dan nyata
Dan lahirnya sejuta Al Fatih di Bumi Indonesia

Allah Rabb
Puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku
Mujahid mujahidah yang datang berbondong-bondong dari segala arah
Maka inilah puisi munajat
Mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu
Bersimpuh di pelataran keprihatinan
Atas ketidakadilan
Atas kesewenang-wenangan
Atas kebohongan demi kebohongan
Atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan
Atas kepongahan dalam kezaliman yang dipamer-pamerkan
Dalam pertunjukan kekuasaan
Yang mengkerdilkan Tuhan
Yang menantang kuasa Tuhan
Yang tidak percaya bahwa Tuhan pembalas sempurna

Ya Rabb
Engkaulah yang memiliki kekuasaan mutlak di seluruh jagat ini

Allah
Ini puisi munajat
Yang mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu
Turunkanlah malaikat berbaris-baris
Burung-burung Ababil
Dan semut-semut pemadam api Ibrahim
Munajat penuh harap
Kau turunkan pertolongan yang dijanjikan
Bagi yang terdera
Bagi pemimpin yang terfitnah
Bagi ulama yang dipenjara
Bagi pejuang yang terus dihadang-hadang
Bagi pembela keadilan yang digelandang ke bilik-bilik pesakitan

Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad
Wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin
Wa akhrijna min baynihim saalimin
Wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in

Untuk hari depan yang lebih baik
Untuk kepemimpinan yang berpihak pada rakyat bersama-Mu, bersama rasul-Mu
Dalam ketinggian titah-Mu, kami bermunajat
Keluarkan kami dari gelap
Keluarkan kami dari gelap
Keluarkan kami dari gelap

Amin Allahumma Amin ya rabbal alamin

Wasalamualaikum

Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar

Baca:

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Merespons puisi yang dibacakan Neno Warisman di Munajat 212, Irma Suryani selaku Jubir TKN Jokowi-Ma’ruf Amin membuat puisi tandingan berjudul ‘Bermunajat bagimu Indonesia’. Ini puisi yang dituliskan Irma:

Bermunajat bagimu Indonesia

Wahai yang Maha Memiliki,
Hamba bermunajat sepenuh hati karena Iman, karena ikhlas dan karena ingin mendapat kemurahan hati-Mu,

Ampunkan kami ya rabb, jika ada yang mengatasnamakan munajat untuk mendikte-Mu bahkan mengancam-Mu

Duhai yang Maha Rahman dan yang Maha Rahim,
Kuasa-Mu atas segala kami serta semesta alam yang Kau ciptakan, tolong ampuni manusia yang berusaha “mengancam-Mu” hanya karena dunia.

Sebaik-baik umat yang mencintai-Mu dan Mengimani Engkau adalah yang pandai mengaji dan mampu menjadi imam sholat setidaknya bagi keluarganya, jika dia pemimpin tentu bagi makmumnya.

Ya Mujib pengabul semua doa,
Tak kan kami tumpahkan air mata kami hanya untuk dunia,
Tapi akan kami tumpahkan air mata kami hanya untuk akhirat.

Wahai dzat yang membolak balik kan hati (Ya muqollibal quluubi ) beri mereka yang mengancam-Mu hidayah, beri mereka ilmu dan balik kan hati mereka se-bersih bayi.
Agar mereka berhenti menebar
Benci dan kotor hati.

Ya Al Wadud ..
Jangan Engkau biarkan pemimpin yang sholeh dan yang bersama dengan Ma’ruf didzolimi oleh manusia manusia yang kufur nikmat,
Manusia manusia yang menebar kebencian dan pemutus silaturahim sesama umat hanya karena beda pilihan.

Ya Malik…
Hanya Engkau ber “HAK” atas semua yg Engkau ciptakan
Dan tidak boleh ada satupun yang mengambil HAK-Mu atas keputusan-Mu.
Dia yang pandai memimpin sholat dan Beliau yang Bertauziah untuk umat, beri kami rezeki-Mu ya Rabb.

Namun, sayang sekali dari semua puisi barnuansa politik ini, tak ada satu pun penyair yang meresponnya dengan puisi. Hanya kritik-kritik kecil yang dilakukan oleh sejumlah penyair di komunitas-komunitas. Sekalipun ada puisi bertema politik, itu tentu ditulis dengan gaya ucap penyair yang sublim dan subtil.

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,190