Budaya / SeniPuisi

Puisi-Puisi Pilihan Fian Jampong – Nazar Si Muda

Soekarno saat memberi hormat pada Ibunya. Foto: Dok. andrirusli
Soekarno saat memberi hormat pada Ibunya. Foto: Dok. andrirusli

Nazar Si Muda II

Setahun telah berlalu
Terhitung sejak si muda bernazar
Tepat di beranda desa, kala itu.
Saatnya pun tiba tuk menjamu semi
Lantaran gugur berlalu
Bersama kepergian Ayah ke negeri nun jauh
Tuk merantau, kemarin.

Hari pertama di musim semi
Si muda mendapat hujan rintik-rintik, sebentar.
Saat itu pula harinya semakin sempurna
Tatkala menerima sepucuk surat Ibu dari desa
Tepat si raja siang berada pada puncaknya.

Surat dari Ibu hijau sampulnya
Dibalut pita menawan, entah
Boleh jadi ungkapan rindu
Sebab lama tak bersua, tafsir si muda.
“Nak, kedatangan Ibu saat ini
hanya mau memastikan,
apakah janjimu masih bisa kupegang”.
Demikian isi surat dari Ibu
Saat si muda membacanya
Di beranda jendela
Kala purnama tak bersinar sempurna.

Nazar Si Muda III

Senja merona di ujung sana
Kala aku hendak melukiskan tentangnya
Melalui kata-kata mantra, barangkali
Hampir sama dengan nazarku, dulu.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Ibu
Tahukah engkau
Senja kemarin begitu indah tak seperti sebelumnya
Boleh jadi mentari tersenyum padaku
Juga lautan biru pun menari ayu
Mendengar senandung merdu yang kulantunkan.

Ibu
Tentang suratmu bersampul hijau itu
Telah kuterima saat semi bertamu
Hatiku pun damai
Lantaran engkau bertanya tentang nazarku
Yang kuujarkan pada bulan sepuluh.

Ibu
Hanya satu wasiatku untukmu,
Bacalah surat ini, tepat di malam Minggu
Lantaran saat itu purnama tak temaram, lagi
Tetapi bersinar sempurna adanya,
Dan tersenyum padamu, barangkali.

Nitapleat, 2018.

Fian Jampong berasal dari Manggarai Barat. Lahir pada 24 Februari 1993. Sekarang sedang menempuh pendidikan filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Menulis puisi, sajak, cerita mini, cerpen dan lain sebagainya. Beberapa puisinya tersebar di media Flores sastra, Qureta, Portal Buku, IDN TIMES, dan koran harian Pos Kupang. Puisi berjudul Kusimpan Senyummu dalam Saku Baju menempati posisi ketiga dalam Event cipta puisi nasional 2018 oleh Sastrawiji Publisher. Buku antologi bersama “Berdialog Dengan Angin” penerbit Sastrawiji Publisher (2018). Berdomisili  di wisma St. Rafael – Ledalero, Maumere. Suka menyeruput kopi hitam sambil berimajinasi.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,189