Puisi Novy Noorhayati Syahfida

puisi novy noorhayati syahfida, novy noorhayati syahfida, nusantaranews, nusantara news, puisi indonesia, puisi penyair indonesia, puisi nusantara, puisi pekerja, puisi perjalanan, sekuntum teratai, puisi bunga, puisi teratai
Perjalanan di kala senja. (Foto: Ilustrasi/kilatfintech.com)

Puisi Novy Noorhayati Syahfida

DI LENGKUNG SENYUMMU

di lengkung senyummu kulihat ikan menggelepar
mencari jalan pulang menuju kolam altar
sekuntum teratai mengangguk penuh debar
dalam kecipak air yang bergetar

ada senja yang ingin kubagi denganmu
memang tak selalu rindu
kadang luka yang lebam membiru
kadang pula sunyi yang menusuk jantungku
di musim yang ranggas satu demi satu

pada lengkung senyummu, rembulan pecah
menyimpan pendarnya dengan tabah
menyembunyikan ayat ayat gelisah
degup yang semakin patah
dari dada yang kian rebah

Tangerang, 6 Oktober (E)

 

SEPASANG SAYAP

sebaris ingatan berdesakan di dada
gemuruh memanggil namamu, nama kita
menetes riuh di antara bunga-bunga bakung
tempat kita saling menambatkan senja yang demikian agung
telah kukemas cepat sepotong harap
menyusulmu sebelum tertelan gelap
kelak, rindu akan mengepakkan sepasang sayap
membawamu pulang untuk kembali kudekap

Tangerang, 23 Oktober

 

SUATU SIANG DI SUBANG

barangkali waktu tak pernah salah
telah diberinya kau, pengganti dia yang telah
bertarung melawan sepi yang kerap singgah
sekian hari yang tak lagi alpa
meraba kehilangan yang merambat sampai ke dada
ketika kata menjadi doa, menjadi tak siasia

dan di mata pun menjelma
segala yang tersembunyi akan menjadi puisi yang tak terbaca
oleh sesiapa…

Subang, 24 Oktober

 

PERJALANAN

entah berapa tahun kulewati senyummu
pergi ke segala arah penjuru
memotong simpang, hingga liku-liku yang ngilu
kaulah rindu yang memadangkan dada pada tiap ketibaanku
desaumu riuh di antara rakaat-rakaat jantungku

kini, ada senja yang ingin kubagi denganmu
ada lengan yang siap memapah kepulanganmu
meski sekedar memunguti puisi yang berjatuhan di kelok langkahmu
aku ingin menjadi kenangan yang mengekal di sela-sela ingatanmu
memetik rembulan yang karam di matamu

Tangerang

 

PAGI PERTAMA SETELAH SEGALA KENANG ITU

pagi yang tertinggal dengan ragam kenyataan
tak ada yang pernah lekang dari sepasang ingatan
riak namamu yang jatuh di jantung kiriku
sebagai lebam yang tak seorang pun tahu
sebagai degup yang tak henti talu

matamu yang menyimpan seluruh kenang
saat perjalanan kembali pulang
meski kepedihan tibatiba menyerang
membiarkan segenap rindu menjadi angan, menjadi bayang
yang kelak membawamu kembali, kepada hangat pelukan

Sepanjang Ciledug-Kedoya

 

Novy Noorhayati Syahfida lahir pada tanggal 12 November di Jakarta. Alumni Fakultas Ekonomi dengan Program Studi Manajemen dari Universitas Pasundan Bandung. Puisi-puisinya telah dipublikasikan di berbagai media cetak, media online, dan juga di lebih dari 90 buku antologi bersama. Namanya juga tercantum dalam Profil Perempuan Pengarang & Penulis Indonesia (Kosa Kata Kita, 2012). Tiga buku kumpulan puisi tunggalnya yang berjudul Atas Nama Cinta (Shell-Jagat Tempurung, 2012), Kuukir Senja dari Balik Jendela (Oase Qalbu, 2013) dan Labirin (Metabook, 2015) telah terbit. Saat ini bekerja di sebuah perusahaan kontraktor dan menetap di Tangerang.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com

Exit mobile version