Budaya / SeniHukum

Puisi Karangan Sukmawati Sudutkan Ajaran Islam

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Puisi karangan Sukmawati Soekarnoputri tampaknya patut diduga telah berusaha melecehkan ajaran-ajaran Islam. Puisi berjudul Ibu Indonesia itu dinilai akibat ketidaktahuan Sukmawati tentang Syariat Islam.

Bahkan diduga, puisi yang dibacakannya di acara Indonesia Fashion Week 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Kamis lalu itu mengandung unsur SARA yang menyakiti umat Muslim di tanah air.

Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan menilai puisi Sukmawati itu bisa menimbulkan konflik dan kegaduhan lantaran menyinggung agama.

“Kalau menurut saya, apapun terkait dengan syariah agama tidak boleh menyinggung-nyinggung seperti itu. Sebab, pasti ada yang tersinggung, tidak terima. Bisa jadi konflik nanti,” katanya di Kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/4/2018).

Di antara bait-bait puisi Sukmawati ialah “Aku tak tahu Syariat Islam. Yang kutahu sari konden Indonesia sangatlah indah. Lebih cantik dari cadar dirimu.”

Aku tak tahu Syariat Islam. Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia sangatlah elok. Lebih merdu dari alunan azanmu.”

Baca Juga:  Kegiatan Forum Humas BUMN Membuat Perpecahan PWI atas UKW Liar

Tak ayal, Taufik menyebut puisi karangan Sukmawati telah dengan sengaja hendak menyinggung simbol-simbol agama Islam seperti cadar dan lantunan adzan.

Selain itu, Sukmawati juga dianggap berupaya mempertentangkan agama dan kebudayaan. Padahal, menurut politisi PPP Achmad Baidhowi, agama dan kebudayaan adalah dua yang tidak perlu dipertentangkan. “Agama dan budaya tidak pantas dipertentangkan,” kata dia di Senayan, Jakarta, Senin (2/4/2018).

Baidhowi menuturkan, nilai agama bagi siapapun, khususnya Islam, tentu berada di tempat tertinggi dalam kehidupan sehari-hari. “Bagi kami umat beragama tentu nilai agama lebih tinggi dan utama,” katanya.

Komentar serupa juga datang dari Fahri Hamzah. Menurutnya, konsepsi Syariat Islam merupakan hukum yang dianugerahkan dari Tuhan secara langsung, nilainya tinggi. “Jadi sangat tidak bisa dibanding-bandingkan dengan apapun,” katanya.

Pewarta: Alya Karen
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 790