Budaya / SeniPuisi

Puisi Denny JA: Selamat Tugas Anies Sandi, Terima Kasih Ahok-Djarot

Selamat Tugas Anies Sandi,
Terima Kasih Ahok-Djarot

Kami berdua saja, duduk di kafe sebuah galeri.
Wajah memantulkan samudra batinnya, dalam, menenangkan, penuh welas asih,
wajah seorang Ibu.
Ia berucap:

Aku berikan hidupku,
sampai ini bangsa mampu dan ikhlas
menyambut pemimpin baru,
tapi tegak hormat, berterima kasih mengenang jasa pemimpin lama.

Di matanya, kulihat panggung sejarah sebuah bangsa.
Tersimpan riak emosi pergantian penguasa.
Luka dan harap memancar lewat kata.

Di tahun 1965-66, ia titikan air mata.
Pemimpin lama, Bung Karno dihujat,
dicampakkan.
Seolah tak lagi nampak jasa Bapak Bangsa menyatukan negeri.
Pemimpin baru, Soeharto, naik kuasa,
diiringi bara kemarahan terpendam pengikut penguasa lama.
Serigala luka, diam, menunggu waktu, untuk balas dendam.

Di tahun 1998, ia titikan air mata.
Pemimpin lama, Soeharto, dijatuhkan, dipermalukan, dihina.
Seolah tiada jasa Bapak Pembangunan memajukan negeri,
dari puing rusaknya ekonomi dan politik.
Sementara pemimpin baru, BJ Habibie dicap penghianat oleh pendukung setia pemimpin lama.
Murid yang lupa guru.
Anak durhaka pada Ayah yang membesarkan.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Di tahun 2001, ia titikan air mata.
Pemimpin lama, Gus Dur diturunkan dari tahta, diusir dari Istana.
Seolah tak lagi ingat jasa Bapak Keberagaman, menyemai toleransi, mencerdaskan adab.
Sementara pemimpin baru, Megawati, Amien Rais, dianggap gunting dalam lipatan, oleh pengagum pemimpin lama.

Bangsa yang kejam pada pemimpin lama,
dan sinis pada pemimpin baru,
adalah bangsa yang paria.
Bangsa yang dikutuk para dewa.

Di mata ibu ini, sinar matahari menyembul, namun fajar tak kunjung tiba.
Usianya tergolong renta.
Tapi jiwa selalu dipanggang api.
Jiwa yang sudah dilezatkan oleh duka.

Ujarnya lagi,
Kita cinta bangsa ini.
Lakukan apa yang bisa.
Satukan batin agar menyambut ramah pemimpin baru, dan menghormati pemimpin lama.

Ia mengajakku berdoa bersama,
kirimkan Alfateha, agar pemimpin baru Jakarta, Anies Sandi, mampu membuat “maju kotanya, bahagia warganya.”
Juga doa rasa hormat, terima kasih atas semua jasa Ahok-Djarot membangun kota, membersihkan sungai, melayani warga.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Kamipun berdoa.
kupejamkan mata.
Kupegang tangannya.
Ketika mata kubuka,
Ibu itu tiada.
Aku terpana.
Siapakah ibu itu?

Oktober 2017

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 185