Hankam

PTDI dan TAI Kerja Sama Kembangkan Pesawat Tak Berawak

NUSANTARANEWS.CO – Pada tanggl 17 Januari lalu, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dilaporkan akan menjalin kerja sama dan berkolaborasi dengan Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk mengembangkan pesawat tak berawak (UAV) jarak medium (medium-altitude) atau Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang mampu terbang di ketinggian 40.000 kaki dan bisa bertahan lama di udara.

Direktur produksi PTDI Arie Wibowo mengatakan bahwa pemerintah Indonesia ingin mengurangi ketergantungan pada produsen di negara-negara barat dan menjajaki keuntungan transfer teknologi antara PDTI dan TAI.

“Kami membutuhkan perusahaan yang berpengalaman seperti TAI, firma dari negara Muslim dengan teknologi maju di industri penerbangan,” kata Wibowo.

Pesawat tak berawak (UAV) produk Turkish Aerospace Industries (TAI). Foto: Dok. TAI
Pesawat tak berawak (UAV), Anka-B produk Turkish Aerospace Industries (TAI). Foto: Dok. TAI

Ia menambahkan bahwa pembangunan UAV ini akan selesai dalam satu sampai tiga tahun.

TAI diketahui telah berhasil mengembangkan UAV MALE yang diberinama Anka (Anka MALE UAV). Tahun lalu Anka telah menjadi fasilitas Angkatan Bersanjata Turki (TSK). UAV ini berfungsi sebagai intelijen pengintai bagi TSK.

Pengembangan Anka sebetulnya sudah dimulai sejak 2004. Dan pertama kali melakukan uji coba penerbangan perdananya pada tahun 2010 silam.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Anka bisa terbang selama 24 jam. UAV ini disebut-sebut mampu membawa hingga 200 kilogram peralatan dan mampu mencapai ketinggian 9,144 meter atau 30.000 kaki.

Pesawat tak berawak (UAV) produk Turkish Aerospace Industries (TAI). Foto: Dok. TAI
Pesawat tak berawak (UAV), Anka-S produk Turkish Aerospace Industries (TAI). Foto: Dok. TAI

Tahun 2017 Anka dipersenjatai rudal udara ke permukaan (air-to-surface) MAM-L milik Turki sendiri dan roket udara ke permukaan (laser-guided air-to-surface) CIRIT yang dibuat Roketsan.

Lebih lanjut, TAI diketahui telah mengembangkan dua varian lagi setelah Aka-A. Dua varian tersebut ialah Anka-B dan Angka-S. Anka-B mampu membawa radar aperture sintetis Aselsan dan muatannya lebih besar. Sedangkan Anka-S untuk operasi di luar jangkauan penglihatan dan menggunakan sistem satcom Turksat 4B yang dipasang di hidungnya yang tampak lebih bulat. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 2