Berita Utama
Proteksionisme, Nasionalisme dan Gejala Globalisasi Gelombang III
Published
4 years agoon
NUSANTARANEWS.CO – Derasnya arus globalisasi pasar bebas dan perkembangan teknologi telah menyeret negara-bangsa terjebak dalam situasi borderless. Sebuah situasi yang mampu menerabas dinding-dinding pembatas keintiman suatu negara-bangsa. Pada puncaknya jalan proteksionsime menjadi alternatif kebijakan yang tempuh guna melindungi negara-bangsa dari ancaman negara bangsa lain.
Sebagaimana diketahui, belakangan ini Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa lainnya seperti Inggris, Perancis, Jerman dan Rusia tengah gencar menerapkan kebijakan proteksionisme. Contoh paling nyata adalah Inggris yang menyatakan diri Brexit dari Uni Eropa.
Artinya apa? Liberalisasi pasar bebas akibat situasi borderless memicu negara-negara adidaya gelisah dan mempertanyakan kembali kedaulatannya atas apa yang dimiliki sebagai negara-bangsa. Presiden AS, Donald Trump misalnya, dengan kebijakan proteksionismenya, ia selalu menyuarakan dan mengulang-ulang kata ‘Iam American’. Dengan kata lain, nasionalisme menyeruak seiring kegelisahan negara-bangsa dalam menghadapi situasi tanpa batas tersebut.
Kebijakan proteksionisme seakan menjelma menjadi suatu semangat untuk melindungi negara (bangsa) dari campur tangan negara (bangsa) lain. Mungkin ini kiranya yang disebut sebagai renasionalisme di era berakhirnya globalisasi gelombang kedua. Jika demikian, maka proteksionisme tampaknya mematahkan teori para ahli seperti Daniel Bell di akhir 1960-an yang menyebut tentang akhir nasionalisme (the end of ideology) atau Francis Fukuyama yang menyebut kelak akhir sejarah hanya akan menyisakan demokrasi (the end of history).
Menurut mantan Penasihat Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Hankam (1983), Sayidiman Suryohadiprojo bahwa yang dimaksudkan dengan nasionalisme adalah sikap, pikiran dan perasaan anggota satu bangsa yang menyatakan keterikatan. Memiliki hubungan emosional dengan bangsa dan negaranya. Disertai harapan serta usaha agar bangsa dan negaranya mempunyai tempat terhormat dan menonjol diantara negara dan bangsa lainnya.
Dengan kata lain, kata Sayidiman, harga diri orang-orang itu sangat dipengaruhi oleh keadaan negara dan bangsanya yang menimbulkan kebanggaan. Karenanya, nasionalisme merupakan satu kenyataan bahwa cinta tanah air masih tetap kuat di seluruh umat manusia.
Dengan terjadinya globalisasi banyak orang berpikir, bahwa nasionalisme akan lenyap dari kehidupan manusia. Namun kenyataannya tidak demikian, sebaliknya era borderless bahkan mampu membangkitkan semangat nasionalisme yang dibungkus dengan kebijakan proteksionisme.
Anggapan terhadap matinya spirit nasionalisme (nations without frontiers) pada akhir abad ke-20 yang diprediksi oleh para ahli seperti Daniel Bell tampaknya tak relevan. Sebaliknya, saat memasuki era globalisais gelombang ketiga, konsep negara-bangsa justru menjadi hal yang sangat prinsipil. Cina misalnya, dengan program One Belt One Road mengindikasikan bahwa konsep negara-bangsa menjadi tumpuan mengapa gerakan itu dimassifkan. Lebih tepatnya, harga diri sebuah bangsa sesungguhnya berdiri di atas segala-galanya.
Penulis: M. Romandhon
You may like
Inggris Ingin Tambah Stok Hulu Ledak Nuklirnya
Jerman Minta Iran Berkompromi Terkait Kesepakatan JCPOA
37% Warga Jerman Melakukan Hubungan Seks dengan Orang yang Tak Dikenal
Inggris Sumbang 100 Kendaraan Lapis Baja Untuk Militer Lebanon
Inggris Memiliki 215 Rudal Nuklir dan 145 Pangkalan Militer di 42 Negara
Perlawanan Rakyat, Kekerasan Polisi & Reformasi Institusi Keadilan
Terbaru
Hut Tamiang Ke-19, Mantapkan Solidaritas Agar Menjadi Pelopor Perubahan
NUSANTARANEWS.CO. Aceh Tamiang – Hut Tamiang Ke-19, mantapkan solidaritas agar menjadi pelopor perubahan. Bupati Aceh Tamiang H. Mursil, SH, M.Kn...
Para Relawan KPAYD dan Komunitas Pijay Gleeh Santuni Warga Kurang Mampu Menjelang Ramadhan
NUSANTARANEWS.CO, Pidie Jaya – Para relawan KPAYD dan Komunitas Pijay Gleeh santuni warga kurang mampu menjelang Ramadhan. Tiga hari menjelang...
Edi Lueng Kader Muda Partai Aceh Siap Menjadi Calon Ketua KNPI Pidie Jaya
NUSANTARANEWS.CO, Pidie Jaya – Edi Lueng kader muda Partai Aceh siap menjadi calon Ketua KNPI Pidie Jaya. Edi Lueng sapaan...
Wujud kepedulian bersama, Kodim 0101/BS Dan Buddha Tzuchi Bakti Sosial Pembagian Sembako
NUSANTARANEWS.CO, Aceh Besar – Wujud kepedulian bersama, Kodim 0101/BS dan Buddha Tzuchi bakti sosial pembagian sembako. Komando Daerah Militer Iskandar...
Telkom Siap Dukung Pengembangan KEK Singhasari
NUSANTARANEWS.CO, Singhasari – Telkom siap dukung pengembangan KEK Singhasari. Sebagai bentuk komitmen dalam mendorong percepatan pemanfaatan teknologi ICT (Information &...
Terpopuler
- Berita Utama4 days ago
Mantan Senator Dick Black: Amerika Berbohong Tentang Perang Suriah
- Berita Utama6 days ago
Kerjasama Cina dan Iran Akan Menjadi “Game Changer” di Kawasan Regional Timur Tengah
- Berita Utama6 days ago
Buka Musda KKSS, Sekda Nunukan Ingatkan Prinsip: Di Mana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung
- Berita Utama5 days ago
Rajin Obral Fitnah, Gerombolan Moeldoko DKK Harus Minta Maaf Ke Rakyat dan Presiden