NusantaraNews.co, Jakarta – Sektor pertanian diakui atau tidak memiliki peran penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi, di dalam negara kesatuan yang masyarakatnya dikenal sebagai masyarakat agraris.
Galibnya, jika sektor pertanian berjalan baik, bisa dipastikan sektor-sektor kehidupan lainya pun akan berjalan baik pula.
Misal, dalam pembangunan nasional, sektor pertanian berkontribusi pada penciptaan lapangan tenaga kerja yang besar, menyumbang andil dalam pembentukan PDB, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perdesaan, dan masih banyak lagi.
Praktis, sektor pertanian tidak boleh tidak mesti menjadi main sektor dalam pembangunan nasional. Pun sektor pertanian tidak bisa lagi dipandang sebelah mata, tetapi sudah harus menjadi sektor strategis. Artinya sektor pertanian sudah menjadi bagian dari pertahanan dan keamanan nasional.
Simak: Sektor Pertanian Harus Menjadi Bagian dari Pertahanan dan Keamanan Nasional
Berdasar pandangan tersebut, pernyataan mutakhir Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman patut diapresiasi bahkan dipuji. Bilamana, pernyataan tersebut benar-benar lahir atas kenyataan yang tengah dijalankan di lapangan.
Mentan Amran optimis jika tahun ini tidak akan ada masa pakceklik. Sebab, tahun ini Kementerian Pertanian sudah mengantisipasinya jauh hari dengan melakukan berbagai upaya melalui program jangka panjang dan jangka pendek.
“Untuk jangka pendek, Kementan sudah membuat sumur pantek dan pompanisasi air sungai di wilayah potensial, penyediaan benih unggul tahan kekeringan, pongaturan pola tanam, minimalisir risiko kekeringan, penyediaan asuransi usahatani dan menggenjot pertanaman di lahan rawa, lebak, pasang surut,” kata Mentan usai melantik 5 pejabat eseon II di lingkup Kementerian Pertanian di Kantor Pusat Kementerian Pertanian di Jalan Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (15/9/2017).
baca juga: Menteri Amran Pastikan Tahun Ini Tak Ada Paceklik
Sedangkan untuk jangka panjang pihaknya sudah memastikan melalui program perbaikan irigasi, bantuan alsintan, pembangunan embung, pengembangan tata air mikro di lahan rawa dan psang-surut, dan bantuan benih tahan kekeringan untuk mengantisipasi potensi kekeringan dan menghindari penurunan hasil produksi petani.
“Untuk menjamin ketersediaan air irigasi, Kementan bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait pembangunan bendungan, DAM, jaringan irigasi primer dan sekunder serta melakukan normalisasi sungai, serta pembangunan irigasi tersier 3,0 juta hektar,” terang Amran.
Ia menambahkan, sedangkan untuk penyediaan air irigasi secara berkelanjutan Kementan juga turut bekerjasama dengan Kementerian Desa dan PDT dalam pembangunan embung di Seluruh Indonesia.
“Di tahun 2017 pemerintah menargetkan akan membangun minimal 11.000 embung dari total 30.000 embung dengan jangkauan 1,5 juta ha hingga 2 juta ha, bahkan untuk mendukung ketersediaan air pada lahan pertanian, Amran telah menyiapkan puluhan ribu pompa air untuk pengairan sawah seluruh Indonesia,” jelas dia.
Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman