Berita UtamaEkonomiMancanegara

Produksi Minyak Mentah AS Akan Menyalip Rusia Pada Tahun 2019

NUSANTARANEWS.CO, Amerika Serikat (AS) – Badan Informasi Energi (EIA) AS memperkirakan bahwa, berkat fracking, AS akan memproduksi lebih dari 11 juta barel minyak mentah per hari pada 2019, dan berpotensi menyalip Rusia sebagai produsen utama minyak mentah dunia.

EIA menjelaskan kenaikan produksi minyak mentah tersebut disebabkan oleh ekstraksi minyak mentah dari serpih dan batuan halus lainnya dengan menggunakan pengeboran horizontal dan rekahan hidrolik, yang disebut fracking.

Tercatat produksi minyak mentah AS, terutama dari hasil produksi serpih mampu memecahkan rekor pada November 2017 kata EIA, pada hari Rabu kemarin. Seperti dilaporkan EIA bahwa produksi minyak mentah AS mencapai 10.057 juta barel per hari pada November 2017 –  ini adalah pertama kalinya tingkat produksi bulanan AS melampaui nilai produksi November 1970 sebesar 10.044 juta.

Bersamaan dengan peningkatan produksi minyak mentah Amerika, Exxon Mobil Corp, produsen minyak publik terbesar di dunia, pada hari Rabu menyatakan bahwa pihaknya keluar dari usaha eksplorasi dan penelitian bersama dengan Rosneft Rusia karena penerapan sanksi AS dan Uni Eropa terhadap Moskow.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah

Chairman dan CEO Exxon Mobil Darren Woods telah mengumumkan pula rencana untuk menginvestasikan miliaran dolar guna memperluas produksi di AS. Woods mengatakan bawa ExxonMobi berencana menginvestasikan lebih dari US$ 50 miliar selama lima tahun ke depan untuk memperluas bisnis di daam negferi.

Sebagai contoh, Woods mengutip rencana untuk menginvestasikan miliaran dolar untuk meningkatkan produksi minyak di Cekungan Permian di negara bagian Texas dan New Mexico.

Terkait dengan peningkatan produksi minyak AS, Sekretaris Luar Negeri AS Ryan Zinke mengumumkan pada hari Kamis bahwa langkah yang akan datang adalah membuka Landasan Luar Laut Nasional untuk disewakan guna memajukan produksi minyak dan gas, katanya dalam sebuah siaran pers.

“Sekretaris Kamar Dalam Negeri AS Ryan Zinke hari ini mengumumkan langkah untuk mengembangkan Program Leasing Minyak dan Gas Luar Negeri Overseas Continental Shelf for 2019-2024,” kata rilis tersebut pada hari Kamis.

Langkah tersebut mengusulkan untuk membuat lebih dari “90 persen dari total luas Area Pembukaan Luar Luar dan lebih dari 98 persen sumber daya minyak dan gas yang belum dipulihkan secara teknis di wilayah lepas pantai federal yang tersedia untuk dipertimbangkan untuk eksplorasi dan pengembangan masa depan.”

Baca Juga:  Marthin Billa Kembali Lolos Sebagai Anggota DPD RI di Pemilu 2024

Rilis tersebut juga mencatat bahwa proposal pemerintah tersebut mencakup 47 potensi penjualan sewa di 25 dari 26 wilayah perencanaan. Sembilan belas penjualan berada di lepas pantai Alaska, tujuh di wilayah Pasifik, 12 di Teluk Meksiko dan sembilan di wilayah Atlantik.

Rencana tersebut menandai jumlah penjualan sewa terbesar yang pernah diusulkan untuk jadwal sewa lima tahun Outer Continental Shelf Programer Nasional, kata perilisan tersebut.

Sementara itu, anggota Kongres AS Adam Schiff dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa masyarakat California akan berjuang untuk melestarikan pantai dan padang gurun negara bagian melawan kebijakan administrasi Trump untuk memperluas pengeboran lepas pantai.

“Di California, kita akan berjuang untuk melestarikan keindahan pantai kita, padang gurun yang kasar di taman nasional kita dan kualitas udara dan air kita,” kata Schiff di sebuah posting Twitter pada hari Kamis. (Aya)

Related Posts

1 of 37