NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Tawuran antar perguruan pencak silat di Nganjuk beberapa hari lalu mendapat sorotan. Anggota DPRD Jawa Timur Imam Makruf angkat bicara terkait aksi tawuran antar perguruan pencak silat PSHT dengan IKSPI di kabupaten Nganjuk beberapa hari lalu.
“Para tokoh atau sesepuh masing-masing perguruan pencak silat harus turun ke bawah dan basisnya untuk memberi nasehat untuk lebih menekankan penyelesaian masalah dengan kekeluargaan,” jelas tokoh Ansor ini, Rabu (8/3).
Imam Makruf lalu menjelaskan kronologi tawuran dua perguruan tersebut gesekan diduga antar perguruan silat terjadi di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (5/3). Akibatnya, puluhan atap warga mengalami kerusakan ringan hingga sedang, karena terkena lemparan batu dari massa.
“Insiden ini terjadi saat rombongan diduga pesilat datang dari arah barat melintas di Jalan Raya Surabaya-Madiun, tepatnya di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Sebelumnya, rombongan tersebut diduga baru saja mengikuti prosesi pengesahan warga baru di Madiun,” jelasnya.
Akibat insiden ini, Imam Makruf menyebutkan, ada puluhan rumah warga yang atapnya rusak ringan hingga sedang. Beberapa warga juga mengalami luka ringan. “Hampir semua (atap warga rusak), sejalan itu dilempari semua. Cuma ya paling parah lima rumah. Tapi lain-lain genting dua atau tiga yang rusak, itu pasti,” paparnya.
Sedangkan untuk proses hukumnya, Imam Makruf,memastikan pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang berlaku. “Kami tak bisa intervensi jika ditemukan adanya pelanggaran hukum. Tak hanya itu kami dorong aparat kepolisian untuk juga menindak tegas jika ada pelanggaran hukum ditemukan,” jelasnya. (setya)
