Hukum

Pria Berjoget di Atas Sajadah Sholat Itu Bernama Doddy Akhmadsyah Matondang

sajadah sholat, doddy akhmadsyah matondang, berjoget, nusantaranews
Sajadah sholat dijadikan alas berjoget oleh seorang bernama Doddy Akhmadsyah Matondang dan tiga orang perempuan pada acara senam di ibu-ibu RW 05 Cengkareng Timur pada beberapa hari lalu. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sajadah sholat dijadikan alas berjoget oleh seorang bernama Doddy Akhmadsyah Matondang pada acara senam di ibu-ibu RW 05 Cengkareng Timur pada beberapa hari lalu. mendadak jadi populer di seantero jagad raya Indonesia setelah berjoget dengan gembiranya bersama para perempuan goyang pinggul di atas pentas yang beralaskan sajadah sholat.

Sebuah potongan video seorang pria dan tiga orang wanita senam di atas karpet sajadah menjadi perhatian publik. Dalam video berdurasi 30 detik itu tampak seorang pria mengenakan sweater putih dan memakai celana panjang jeans sepatu kets. Sementara tiga wanita lainnya mengenakan pakaian loreng dan bertopi.

Dialah Doddy Akhmadsyah Matondang. Ia lalu mengunggah sebuah video permintaan maaf atas perbuatannya. Ia mengaku salah dan khilaf karena berjoget di atas sajadah yang selama ini diketahui alas untuk sholat umat muslim.

Pemerhati kebijakan publik, Chazali H Situmorang prihatin dengan tindakan yang dinilainya tak senonoh tersebut. “Saya melihat video tersebut terpana dan kaget kenapa ada warga negara Indonesia yang teganya berjoget di atas sajadah, walaupun sajadah tersebut mungkin sudah bulukan, tetapi masih utuh terlihat gambar masjid di sajadah tersebut,” ujar Chazali dikutip dari keterangannya, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Baca Juga:  Oknum Ketua JPKP Cilacap Ancam Wartawan, Ini Reaksi Ketum PPWI

Menurut Chazali, tindakan Doddy dan instruktur senam itu sangat kurang ajar. “Apakah si Doddy itu ngak pernah sholat. Kalau pernah pasti saat sujud, dia mencium sajadah yang biasanya bergambar Ka’bah atau masjid,” imbuhnya.

Polisi bergerak cepat begitu mendapatkan informasi mengenai adanya video viral soal senam di atas sajadah. Caleg PDIP Doddy Akhmadsyah Matondang sudah diperiksa. Kapolsek Cengkareng, Kompol Khoiri mengaku pihaknya sudah menangani Doddy.

“Penjelasansi Kompol Khoiri juga terkesan ngeles. Memberikan kesan bahwa si Doddy tidak sedang kampanye. Kebetulan hujan, sajadah yang dia istilah karpet di jemur di datas panggung, lalu si Doddy ada di situ dan berjoget di atas karpet,” ucapnya.

“Nggak ada keterangan, kenapa Polisi tidak menginterogasi, apakah anda tahu bahwa yang anda pijak itu sajadah untuk orang sholat. Kalau anda tahu kenapa tidak diambil atau digulung dan disimpan,” sambung Chazali.

Dia menduga Polisi mencoba menyederhanakan persoalan. “Apakah karena si Doddy itu Caleg dari PDI-P sebagai Partai Pemerintah, sehingga Polisi harus berpikir berkali-kali. Apalagi seorang Kapolsek yang begitu mudahnya untuk dimutasi,” sebutnya.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

“Polisi tidak boleh berhenti sampai dengan keluarnya ucapan maaf. Tidak cukup. Harus di gali apa motivasinya. Apa memang ada strategi besar menghancurkan moralitas beragama umat Islam. Sudah ada pihak yang mengadukannya. Polisi harus respon sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya,” urai Chazali.

“Tunjukkan jati diri Polisi yang katanya melayani seluruh masyarakat. Apapun warna partainya. Apapun warna kulitnya. Apapun warna kekuasaannya. Apapun warna duitnya. Proses, ajukan ke pengadilan. Sebagaimana hal yang sama sudah Polisi lakukan terhadap Ahmad Dani. Di proses pengadilan bahkan dengan proses pengadilan berlapis,” lanjut dia lagi.

Dia mengingatkan, di seluruh dunia Polisi adalah pengayom dan pelindung masyarakat. Bukan pengayom dan pelindung kekuasaan. Polisi tidak boleh ikut bermain kekuasaan dan tidak boleh bermain mata dengan kekuasaan.

“Jika itu terjadi, selesai lah kita sebagai negara hukum,” pungkasnya.

(eda)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,049