PolitikTerbaru

Presma UNESA dan Universitas Kaltara: Jokowi-JK Gagal Memimpin Indonesia

NUSANTARANEWS.CO – Sudah hampir dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) memimpin namun kondisi Indonesia di ambang kehancuran. Pasangan yang menjanjikan program-program kerakyatan di waktu kampanye ternyata hingga kini tidak mampu mewujudkannya melainkan hanya janji palsu belaka. Hal itu menyusul banyaknya catatan dengan nada pesimistis oleh beberapa kelompok mahasiswa.

Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Zaenal Arifin mengatakan, Jokowi-JK telah gagal mewujudkan Nawa Cita yang digembor-gemborkan waktu terbentuknya Kabinet Kerja, harkat dan martabat bangsa kini sudah tergadai oleh asing, sehingga Nawacita hanya janji manis saja,” ujurnya dalam rilis yang dikirim kepada redaksi, Rabu (3/8/2016)

“Sudah saatnya Mahasiswa mengevaluasi kabinet yang memberi angin surga, jangan sampai negara ini semakin hancur oleh pemimpin yang suka memberi harapan palsu, sudah cukup rakyat menderita dan terbuai mimpi manisnya,” tegasnya.

Menurut Zaenal, ada empat permasalahan penting yang tidak mampu diselesaikan oleh Jokowi-JK, yakni masalah perekonomian yang semakin tidak terarah, pengangguran karena lapangan pekerjaan yang sempit, harga kebutuhan pokok mahal yang selalu naik dan kesenjangan sosial antara kaya dan miskin kian meningkat. “Ini menjadi PR bagi mahasiswa sebagai agent of change untuk mengkritik pemerintah yang loyo,” ucapnya.

Baca Juga:  Tugu Rupiah Berdaulat Diresmikan di Sebatik

Baca: Catatan-catatan Kritis Nusantaranews untuk Jokowi-JK

Di tempat terpisah Presiden Mahasiswa Universitas Kaltara, Yosran Efendi, mengatakan, nampak sekali kegagalan Jokowi-JK dalam memimpin Indonesia, selain kegagalan di bidang ekonomi. Kedaulatan NKRI juga sangat lemah, asing sangat mudah masuk ke Indonesia terutama ke Kalimantan, serta politik yang kini diatur atas kehendak penguasa, “Lalu apa yang mau diharapkan masyarakat kepada pemerintahan seperti ini, tukasnya.

Lanjutnya, persoalan ini harus menjadi kajian telaah teman-teman mahasiswa, di mana salahnya, apakah dikepemimpinan Jokowi yang lemah atau lingkarannya yang penuh mafia, sehingga membuat Indonesia mengalami kemunduran seperti ini.

Di samping itu, Yosran juga menyesalkan reshuffle Kabinet Kerja yang hanya bagi-bagi kekuasaan untuk mengakomodir kepentingan kelompok tertentu saja sehingga tidak ada manfaat bagi rakyat. “Reshuffle yang dilakukan Jokowi jauh dari harapan rakyat, itu hanya bagi-bagi kekuasaan untuk mengakomodir yang belum dapat jabatan,” tegas Yosran.

Yosran pun menyerukan agar mahasiswa bangun dari tidurnya untuk melakukan konsolidasi nasional bersama-sama. “Sudah saatnya mahasiswa bangun dari tidur yang cukup lama guna memperingatkan pemerintahan Jokowi-JK yang tidak pernah pro rakyat,” tutupnya. (eriec dieda/red)

Baca Juga:  Dana BUMN 4,6 Miliar Seharusnya bisa Sertifikasi 4.200 Wartawan

Berita Terkait: Konsolidasi Kampus Se-Indonesia PB PMII

Related Posts

1 of 3,049