Mancanegara

Presiden Venezuela Tuding Aksi Militer AS dan Sekutu di Suriah Sebagai Tindakan Kriminal

Rudal serangan udara pasukan AS, Inggris dan Perancis di Suriah. (AP Photo/Hassan Ammar)
Rudal serangan udara pasukan AS, Inggris dan Perancis di Suriah. (AP Photo/Hassan Ammar)

NUSANTARANEWS.CO, Venezuela – Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengecam keras serangan rudal terhadap Suriah yang dilancarkan Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. Menurutnya, serangan rudal ketiga negara barat tersebut merupakan sebuah tindakan kriminal yang tak bisa dimaafkan.

Pada 14 April malam waktu Suriah menjadi malam yang mengerikan bagi warga sipil Suriah, khususnya di distrik Barzeh. Daerah ini merupakan pusat pengembangan penelitian ilmiah Suriah (Syrian Scientific Research Centre). Sampai sekarang, sedikitnya tiga warga sipil Suriah mengalami luka-luka akibat serangan rudal AS, Inggris dan Perancis.

“Kami menegaskan bahwa serangan ini adalah tindakan kriminal terhadap rakyat Suriah yang sengaja dilakukan dengan tujuan menciptakan kepanikan terorisme serta menghancurkan pusat penelitian ilmiah negara itu,” kata Maduro dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi Venezuela seperti dilansir Sputnik, Minggu (15/4/2018).

Seperti diwartakan AS, Inggris dan Perancis menembakkan sedikitnya 103 rudal jelajah yang menargetkan kota dekat Damaskus dan provinsi Homs. Dewan Keamanan PBB bungkam atas tindakan kriminal yang dilakukan AS dan dua sekutu tradisionalnya tersebut.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Sementara Rusia juga bergeming dan tampaknya menarik kembali ucapannya untuk membalas serangan jika Amerika kembali melancarkan serangan setelah 8 buah rudal Angkatan Udara Israel mengantam pangkalan udara di dekat kota Homs (T4/Tiyas). Serangan IAF pada 9 April ini juga diketahui atas perintah Washington meskipun dibantah.

Setelah serangan IAF, Rusia mengancam akan membalas serangan AS apabila kembali melakukan penyerangan. Sayangnya, ancaman Moskow ternyata hanya sebatas retorika, apalagi setelah diketahui serangan AS, Inggris dan Perancis tidak memberikan dampak terhadap keberadaan pasukan Rusia di Suaiah.

Pasukan Rusia diketahui memiliki dua markas di Suriah. Pertama di Pangkalan Udara Hmeimim dan kedua pangkalan laut di pelabuhan Tartus.

Komite Pertahanan Rusia, Yevgeny Serebrennikov sebelumnya telah memberikan kode kepada AS agar tidak menargetkan basis Rusia di Suriah.

“Seperti ditunjukkan Kementerian Pertahanan, pangkalan militer Rusia di Hmeimim dan Tartus berada di bawah perlindungan ketat. Pada saat yang sama kami berharap jika AS kembali melancarkan serangan udara, prajurit-prajurit kami tidak terancam. Saya kira Amerika Serikat memahami situasi ini dan tidak akan melakukannya karena Rusia akan segera menanggapinya,” kata Serebrennikov dikutip Sputnik pekan lalu. (red)

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,055