NUSANTARANEWS.CO, Washington – Pasukan sekutu Amerika Serikat, Perancis dan Inggris telah melancarkan serangan ke Suriah untuk meruntuhkan rezim Bashar Al-Assad yang lebih memilih berliansi dengan Rusia dan Iran ketimbang barat. Serangan terhadap pemerintahan Suriah didasarkan pada tuduhan media barat yang menyebut pemerintah Assad membunuh warganya sendiri menggunakan senjata kimia di Douma, pinggiran Damaskus.
Presiden AS Donald Trump diketahui akhirnya mengumumkan pasukan aliansi meluncurkan kekuatan militer gabungan untuk menyerang pemerintah Bashar Al-Assad. Serangan pun sudah dilancarkan. Sumber Israel menyebutkan koalisi AS, Perancis dan Inggris menembakkan lebih dari 100 rudal dari kapal dan pesawat yang menghantam Suriah.
Baca:
- Jubir Rusia: Barat Berusaha Mewujudkan Perang Dunia di Suriah
- Keputusan Menyerang Suriah Berada di Tangan Presiden Trump
- Sejumlah Negara Kerahkan Peralatan Perang ke Suriah, Termasuk Tiongkok
Departemen Pertahanan AS menyebutkan serangan tersebut dilepaskan dengan target jaringan senjata kimia Suriah dan menghentikan Assad menggunakan senjata terlarang tersebut.
Serangan terbaru ini menjadi aksi kedua kalinya setelah tahun lalu juga penyerangan menggunakan rudal jarak jauh dilakukan. Diketahui pada April 2017 lalu, Presiden Trump memerintahkan serangan terhadap pangkalan udara Shayrat. Sekitar 58 buah rudal menghantam pesawat dan fasilitas senjata kimia di pangkalan udara tersebut.
AS menuding Assad tak mau mengambil pelajaran dari serangan rudal yang dilancarkan tahun lalu. Penggunaan senjata kimia di Douma tak bisa dimaafkan AS. “Pembantaian ini adalah eskalasi signifikan dalam pola penggunaan senjata kimia oleh rezim yang sangat mengerikan itu. Serangan mereka jahat sekali dan keji, memisahkan ibu, ayah, bayi dan anak-anak meronta kesakitan dan terengah-engah. Ini bukan tindakan seorang pria, tetapi kejahatan seorang monster,” kata Trump saat pengumuman dari Gedung Putih.
“Tujuan dari aksi kami malam ini adalah untuk membangun sebuah efek jera terhadap produksi, penyebaran dan penggunaan senjata kimia. Membangun efek jera ini merupakan kepentingan keamanan nasional yang jauh lebih penting dari Amerika Serikat. Tanggapan aliansi Amerika, Perancis dan Inggris terhadap kekejaman ini akan mengintegrasikan semua instrumen kekuatan nasional kita,” kata Trump.
Trump membantah bahwa serangan pasukan koalisi tersebut sebagai kelanjutan dari keterlibatan AS di Suriah. Pasukan AS berada di Suriah timur untuk memberi saran kepada Pasukan Demokratis Suriah dalam tindakan untuk menumpas ISIS. Namun, serangan tersebut murni untuk menghentikan penggunaan senjata kimia yang dituduhkan kepada pemerintah Suriah. AS dan sekutu sendiri mempercayai laporan dari relawan White Helmet dan barisan oposisi Suriah terkait senjata kimia di kota Douma. Padahal, pemerintah Suriah dan Rusia sudah berulang kali menegaskan bahwa berita tersebut palsu.
“Pada 2013, Presiden (Vladimir) Putin dan pemerintahnya berjanji pada dunia bahwa mereka akan menjamin penghapusan senjata kimia Suriah. Serangan Assad baru-baru ini dan respon kita ini adalah akibat langsung dari kegagalan Rusia untuk menepati janji itu,” tuding Trump.
“Rusia sekarang terlibat dalam penggunaan senjata seperti Suriah, dan negara harus memutuskan apakah mereka akan melanjutkan kemitraan dengan Assad atau bergabung dengan negara-negara beradab sebagai kekuatan untuk stabilitas dan perdamaian,” kata presiden.
Amerika Serikat tetap berkomitmen pada proses Jenewa dan upaya yang dikoordinasikan oleh PBB. (red)
Editor: Eriec Dieda