NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wacana pembentukan komando operasi khusus gabungan (Koopssusgab) dari matra Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang dilontarkan Kepala Staf Presiden (KSP) Jend (Purn) TNI Moeldoko untuk diaktifkan lagi guna menanggulangi aksi terorisme di Indonesia.
Moeldoko pun sudah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo. “Dan beliau tertarik. Nanti kita akan bicarakan dengan Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto),” kata Moeldoko di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (16/5/2018) kemarin.
Baca Juga:
- Markas Pasukan Elit Kepolisian Kebobolan Jadi Tamparan Keras Buat Brimob, Densus 88 dan Polri
- Narasi Grand Design Teroris Ala Densus 88
- DPR Pertanyakan Urgensi Pembentukan Koopssusgab
- CBA Desak Presiden Evaluasi Seluruh Lembaga Penanggung Jawab Kasus Terorisme
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto minta maaf tak dapat berkomentar lebih jauh terkait dengan Koopssusgab TNI yang akan kembali dihidupkan itu. Penjelasan terkait Koopssusgab TNI justru akan membocorkan strategi keamanan negara.
“Saya minta maaf untuk tak menjelaskan apa yang akan kita lakukan, apa yang akan kita gunakan, caranya bagaimana. Saya sudah minta kepada aparat kemanan untuk tidak menjawab,” kata Wiranto, Kamis (17/5).
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan meminta publik jangan menjadikan polemik perihal wacana pembentukan komando operasi khusus gabungan (Koopssusgab). Koopssusgab yang akan menjadi tim antiteror dari gabungan pasukan elite TNI ini sangat penting dalam membantu Polri memberantas terorisme.
Dia memangatakan pembentukan Koopssusgab dari pasukan elite TNI agar pemberantasan terorisme lebih efektif. “Wacana ini telah mendapat persetujuan dari Presiden,” kata Arteria Dahlan pada diskusi “Polemik: Never Ending Terorist” di Cikini, Jakarta, Sabtu (19/5).
Menurut Arteria, wacana pembentukan Koopssusgab ini yang mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo ini agar negara hadir melindungi warganya dari potensi serangan teroris. Karena itu, wacana pembentukan Koopssusgab ini seharusnya diapresiasi. “Bukan malah dijadikan polemik,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, jika makin banyak yang mendukung, kerja pemberantasan terorisme ini akan makin bagus. Wacana pembentukan Koopssusgab ini, kata dia, memperlihatkan bahwa negara hadir dalam pemberantasan terorisme.
Di sisi lain, Arteria juga melihat, Polri cukup sulit melakukan pemetaan terhadap kelompok dan jaringan terorisme. Sebab, dia mengatakan, mereka terus melakukan metamorfosis dengan melakukan pembelahan kelompok. “Ibarat dokter, kalau diagnosanya sulit, maka pengobatannya juga sulit,” katanya.
Pewarta: Achmad S.
Editor: M. Yahya Suprabana