EkonomiTerbaru

Presiden Jokowi Resmikan PLTMG Arun

NUSANTARANEWS.CO – Presiden Jokowi meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun 184 Mega Watt (MW) yang berlokasi di Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe. PLTMG Arun ini akan menjadi pemasok 50% kebutuhan listrik di Provinsi Aceh, serta diproyeksikan untuk memperkuat sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara.

Presiden yang hadir bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Gubernur Provinsi Aceh Zaini Abdullah dan didampingi Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) Tbk Sofyan Basir dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam setiap kunjungan ke daerah-daerah, masyarakat selalu mengeluh listriknya byarpet.

Presiden mengatakan pembangunan PLTMG ini adalah untuk mempercepat kekurangan listrik di daerah, sebab bisa dibangun dalam waktu cepat, yakni hanya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk konstruksi dan mesinnya 6 bulan. Dibandingkan membangun pembangkit berbahan bakar batu bara yang membutuhkan waktu 4-5 tahun.

“Memang dengan gas agak sedikit mahal dari batubara tetapi karena kecepatannya maka harus diputuskan membangun PLTMG ini,” ungkap Jokowi seperti dikutip dari siaran pers yang diterima nusantaranews.co di Jakarta, Kamis (2/6).

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Dengan dibangunnya PLTMG Arun ini, diharapkan dapat mendongkrak iklim investasi di Aceh dan Lhokseumawe khususnya. Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan bahwa nantinya PLN akan menambah lagi kemampuan PLTMG Arun sebesar 250 MW.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Sofyan Basir menyampaikan, PLTMG Arun Kapasitas 184 MW ini merupakan salah satu pembangkit terbesar di Sumatera dan telah beroperasi secara penuh sejak 21 Desember 2015.

“Syukur alhamdulillah kerja keras PLN dalam upaya menyelesaikan pembangunan PLTMG Arun akhirnya bisa dinikmati seluruh warga, kami sangat berharap dengan beroperasinya Arun, bisa menjadi daya tarik investor untuk terus mengembangkan sektor ekonomi, industri dan pariwisata di Sumatera,” ujar Sofyan.

Dirinya juga menambahkan bahwa‎ Program 35.000 MW diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang telah dicanangkan Pemerintah harus diimbangi dengan pertumbuhan ketenagalistrikan dan rasio elektrifikasi.

“Dalam 5 tahun ke depan, kebutuhan listrik harus tumbuh sebesar rata-rata 8,8% dengan target rasio elektrifikasi sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2015-2024, yakni sebesar 97,4% pada akhir 2019,” kata Sofyan. (DEN)

Related Posts

1 of 41