Berita UtamaMancanegara

Presiden Duterte Akan Pecat Seluruh Polisi di Kota Caloocan

NUSANTARANEWS.CO. Manila – Kota Caloocan di Filipina telah memecat sekitar 1.200 petugas polisi setelah beberapa dari mereka dituduh membunuh tiga remaja dan merampok sebuah rumah. Sementara petugas yang lain akan dilatih ulang dan dievaluasi, dan yang terbukti bersalah melakukan kesalahan akan ditugaskan ke yurisdiksi lain.

Dengan tuduhan berat terhadap pasukan polisi tersebut, dalam waktu singkat akan diambil keputusan untuk memecat seluruh petugas kepolisian Caloocan, yakni sebuah kota di wilayah kota metropolitan Manila. Dalam sebuah pernyataan, Kapolda Manila Oscar Albayalde mengatakan bahwa petugas polisi korup dan kriminal akan terus berakar bila dibiarkan. Sementara untuk petugas yang tidak bersalah akan dilatih ulang dan ditugaskan kembali.

Albayalde juga mengatakan bahwa untuk sementara, sebuah batalion keselamatan publik setara dengan SWAT, akan bertindak sebagai kepolisian kota. Pemecatan adalah tindakan drastis yang harus dilakukan untuk membersihkan lingkungan kepolisian guna mencegah kejadian kriminal di masa depan,” kata Albayalde. “Jadi tidak mengherankan bila mereka mengikuti contoh buruk dari mereka yang terlibat dalam pembunuhan dan kegiatan ilegal lainnya, tambahnya.

Baca Juga:  Kepala DKPP Sumenep Ajak Anak Muda Bertani: Pertanian Bukan Hanya Tradisi, Tapi Peluang Bisnis Modern

Departemen keadilan negara tersebut telah menyelidiki serangkaian tuduhan mengejutkan terhadap kepolisian Caloocan. Pada bulan Agustus, Kian Delos Santos yang berusia 17 tahun terbunuh dalam serangan anti-narkoba, dan orang tuanya menuduh bahwa empat petugas kepolisian telah menyiksa dan membunuhnya.

Pada hari kematian Delos Santos, muncul cuplikan rekaman yang memperlihatkan petugas polisi menyeret keluar seorang remaja dari sebuah bangunan sebelum terdengar suara tembakan. Saksi mata mengklaim bahwa rermaja yang diseret adalah Delos Santos, sebuah klaim yang ditolak polisi. Delos Santos ditemukan ditembak di kepala, dengan pistol di tangan kirinya, padahal Santos tidak kidal.

Ratusan orang berduka dalam pemakaman Delos Santos, seorang remaja yang meninggal dalam kebijakan anti narkoba Presiden Rodrigo Duterte yang telah menewaskan ribuan orang di Filipina.

Orang tua dari dua remaja lainnya, Carl Angelo Arnaiz yang berusia 19 tahun dan Reynaldo de Guzman, 14 tahun, telah menuduh polisi menyiksa dan membunuh anak laki-laki mereka, dan kemudian menyembunyikan bukti yang akan melibatkan mereka. Polisi mengklaim bahwa Arnaiz tewas dalam baku tembak dengan polisi setelah merampok supir taksi, namun seorang ahli forensik Manila mengatakan bahwa mayat Arnaiz menunjukkan bahwa dia diborgol, disiksa, kemudian ditembak lima kali

Baca Juga:  Dana BUMN 4,6 Miliar Seharusnya bisa Sertifikasi 4.200 Wartawan

De Guzman, seorang teman Arnaiz, ditemukan mengambang di sebuah sungai kecil. Dia telah ditikam sebanyak 28 kali. Sebelumnya pada bulan September, rekaman CCTV muncul secara online tentang 13 polisi yang merampok rumah selama serangan narkoba.

Pengumuman tersebut disambut dengan pujian oleh tokoh-tokoh seperti Uskup Caloocan Pablo Virgilio David. “Inilah satu-satunya cara agar Kepolisian Nasional Filipina dapat melindungi integritasnya, dengan mendisiplinkan barisan mereka sendiri dan hanya mengikuti perintah yang adil dan sah dari atasan mereka,” kata David. (Banyu)

Related Posts

1 of 21