NUSANTARANEWS.CO, Moskow – Vladimir Putin ditetapkan menjadi presiden Rusia sampai enam tahun ke depan setelah dirinya menang telak dalam pemilihan presiden Rusia, Senin (19/3/2018). Kemenangan Putin ini menjadi kode keras bagi negara-negara barat yang tengah mengalami krisis diplomatik.
Putin telah memimpin Rusia selama hampir dua dekade. Dalam pemilihan kali ini, seperti dikutip AFP, pemimpin Rusia berusia 65 tahun itu meraup 76,67 persen suara. Hanya saja, dia diklaim menolak kemungkinan untuk bertahan dalam kekuasaan tanpa batas waktu.
Seperti diketahui, Putin akan kembali memimpin Rusia sampai tahun 2024 mendatang di saat usianya sudah mencapai 71 tahun. Undang-udang Rusia menyebutkan, pemimpin yang sudah menginjak usia 71 tahun harus mundur dari jabatannya.
Perolehan suara Putin dalam Pilpres Rusia kali ini terbilang fantastis. Sebab, pada Piplres 2012 lalu, Putin menang dengan perolehan suara 63,6 persen. Dan kini, ia mendapatkan kepercayaan penuh dari rakyat di negara yang diperkirakan berpenduduk sekitar 144,3 juta jiwa ini, setelah mengoleksi perolehan suara dominan (76,67%).
Baca juga: Terpilihnya Putin Sebagai Presiden Rusia Merupakan Kode Keras untuk Negara-negara Barat
Seperti biasanya, riak-riak politik dari kalangan oposisi bermunculan. Putin dituduh curang. Apalagi perolehan suara Putin yang mencolok tersebut dianggap sebagai hasil dari kecurangan dalam pemungutan suara. Terlebih, Putin memang tengah membutuhkan jumlah pemilih tinggi untuk memberikan legitimasi yang lebih besar pada masa jabatan keempat bersejarah Putin.
“Saya melihat ini hasil dari kepercayaan dan harapan rakyat kami,” katanya.
Ditanya soal kemungkinan Putin akan memimpin Rusia hingga 2030, dia menjawab bahwa pertanyaan tersebut sebagai lelucon. “Dengarkan saya, menurut saya, apa yang anda tanyakan agak lucu. Apakah saya akan duduk di sini sampai usia 100 tahun? Tidak,” kata dia.
Data komisi pemilihan pusat dilaporkan AFP sudah mencapai angka 99,8 persen suara yang dihitung. Putin mendapat 76,67 persen suara, jauh di depan kandidat Partai Komunis rivalnya, Pavel Grudini yang hanya meraup 11,79 persen suara.
Sementara calon dari partai Ultra-Nasional Vladimir Zhirinovsky mendapat sekitar 5,66 persen suara, mantan presenter TV Ksenia Sobchak memperoleh 1,67 persen suara, sedangan politisi veteran liberal Grigory Yavlinsky hanya meraup 1 persen suara.
Di lain pihak, presiden Cina Xi Jinping dilaporkan dirinya mengucapkan selamat kepada Putin. Xi diketahui baru saja diberi amanah masa jabatan keduanya dan tengah meretas jalan menuju pemimpin Cina seumur hidup setelah aturan batas waktu kepemimpinan dicabut pekan lalu.
Baca juga: Presiden Xi Akan Menjadi Pemimpin Cina Seumur Hidup
Cina bersedia bekerja sama dengan Rusia untuk terus mempromosikan hubungan Cina-Rusia ke tingkat yang lebih tinggi, memberikan dorongan bagi pembangunan nasional masing-masing di kedua negara, dan mendorong perdamaian dan ketenangan regional dan global,” kata Xi.
Di Amerika Latin, rezim sayap kiri Venazuela dan Bolivia juga mengucapkan selamat kepada Putin atas kemenangan luar biasa tersebut. “Orang-orang Rusia sangat mulia, mereka telah menunjukkan tugas kenegarawannya,” ujar Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
“Kemenangan Putin menjamin keseimbangan geopolitik dan perdamaian dunia sebelum serangan imperialisme,” kata Presiden Bolivia, Evo Morales. (red)
Pewarta: Yahya Suprabana
Editor: Gendon Wibisono