Mancanegara

Prancis Siap Dukung Sudan Meyakinkan AS Cabut Sanksi Ekonomi

Prancis Siap Dukung Sudan Meyakinkan AS Cabut Sanksi Ekonomi
Prancis Siap Dukung Sudan Meyakinkan AS Cabut Sanksi Ekonomi. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok ketika ia tiba untuk pertemuan di Istana Elysee di Paris, Prancis, 30 September 2019/Foto: REUTERS

NUSANTARANEWS.CO – Prancis siap dukung Sudan meyakinkan AS cabut sanksi ekonomi. Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Senin melakukan konferensi pers bersama dengan perdana menteri Sudan Abdalla Hamdok. Macron mengatakan bahwa Prancis akan berupaya meyakinkan Amerika Serikat (AS) untuk menghapus Sudan dari daftar negara yang menjadi sponsor terorisme.

Prancis akan berupaya meyakinkan AS untuk mengeluarkan Sudan dari daftar negara yang menjadi sponsor terorisme, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.

“Seperti yang saya katakan, kita akan bersama dengan Sudan dalam berbagai hal. Pertama-tama, dalam hal politik, untuk membantu menyelesaikan diskusi yang baru saja disebutkan, dan untuk mengkonsolidasikan pemerintah transisi. Selanjutnya, dalam hal ekonomi melalui hubungan singkat tanpa syarat, bantuan ekonomi jangka panjang… dan juga berupaya meyakinkan AS agar mencabut sanksi dan mengeluarkan Sudan dari daftar negara-negara teroris, “kata Macron pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok di Paris.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Macron juga mengumumkan bahwa Prancis siap menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang Sudan, di mana Prancis akan  menjadi tuan rumah konferensi dengan para kreditor internasional Sudan untuk membantu Khartoum mengatasi masalah utang segera setelah AS mengeluarkan negara itu dari daftar terorisme, tambah Macron.

Sebagai informasi, AS telah memasukkan Sudan ke dalam daftar negara sponsor terorisme pada 12 Agustus 1993. Dan menjatuhkan sanksi yang membatasi kemampuan bank-bank Sudan untuk bekerja dengan mitra asing.

Oleh karena itu, dalam upaya menjaga stabilitas negara dan memperbaiki kerusakan ekonomi akibat sanksi AS selama bertahun-tahun, serta salah urus manajemen selama 30 tahun pemerintahan Omar al-Bashir – pemerintah transisi Sudan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdalla Hamdok siap melakukan pembicaraan dengan Washington untuk mencabut Sudan dari daftar negara sponsor teroris.

“Segera setelah Amerika membuat keputusan mereka, kami akan dapat merestrukturisasi utang bersama,” kata Macron pada konferensi pers bersama dengan Hamdok di Paris.

Baca Juga:  Belgia: Inisiatif Otonomi di Sahara Maroko adalah Pondasi Terbaik untuk Solusi bagi Semua Pihak

Macron tidak memberikan jangka waktu, dan mengatakan bahwa, “Waktu yang tepat dari konferensi akan tergantung pada waktu di mana sanksi akan dicabut,” kata Macron.

Di sela-sela Majelis Umum PBB minggu lalu, Hamdok menyatakan harapan Sudan akan segera mencapai kesepakatan dengan AS. Sudan memang tidak dapat memanfaatkan dukungan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia selama AS masih mencantumkan negara itu sebagai sponsor terorisme.

Seorang pejabat senior AS mengatakan pada bulan Agustus bahwa Washington akan menguji komitmen pemerintah transisi baru Sudan terhadap hak asasi manusia, kebebasan berbicara dan akses kemanusiaan sebelum setuju untuk menghapus negara itu dari daftar sponsor negara terorisme.

Macron mengatakan, Prancis juga telah merencanakan bersama Hamdok untuk mengadakan pertemuan di Paris pada hari Minggu dengan salah satu pemimpin pemberontak Darfur, Abdel Wahid el-Nur.

Presiden Dewan Kedaulatan Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan Perdana Menteri Abdullah Hamdok baru-baru ini juga telah melakukan pembicaraan di Riyadh, dan rencananya juga akan mengunjungi Uni Emirat Arab sebagai langkah diplomasi untuk mencari dukungan politik mencabut Sudan dari daftar negara sponsor terorisme oleh AS. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,049