Mancanegara

Prajurit AS Berhasil Uji Coba Konsep Serangan Udara Model Baru di Hohenfels

Prajurit AS Berhasil Uji Coba Serangan Udara Model Baru di Hohenfels
Prajurit AS menguji konsep serangan udara Prajurit Langit (Sky Soldiers) di Area Pelatihan Hohenfels, Jerman, 23 April 2018. (Foto: Sersan Gregory T Summers)

NUSANTARANEWS.CO, Hohenfels – Matahari mulai terbenam di kota Hohenfels, Bayern, Jerman, 23 April 2018 yang menandai segera dimulainya malam musim semi. Hohenfels dikenal sebagai markas Angkatan Darat Amerika Serikat Garnisun Hohenfels, yang menjalankan Pusat Kesiagaan Multinasional Gabungan untuk melatih Angkatan Bersenjata NATO. Prajurit AS melakukan uji coba serangan model baru di markas militer tersebut baru-baru ini yang disebut Sky Solders.

Ketika matahari terbenam, deru mesin helikopter turbin bersaing melawan suara baling-baling yang menghantam udara saat prajurit Brigade Kavaleri Udara ke-1 memulai pekerjaan mereka. Awak helikopter tempur ACB (Brigade Penerbangan Tempur Divisi Kavaleri) ke-1 bersama ‘Prajurit Langit’ (Sky Soldiers) dari Batalion ke-1, Resimen Infanteri 503 dan Brigade Udara ke-173 melakukan latihan serangan udara dan latihan infiltrasi tepat di penghabisan tengah malam. Karenanya, latihan perang ini dinamai Night Assault Training.

Latihan penyerangan tengah malam ini bertujuan untuk mengamankan lapangan terbang guna mengintegrasikan kendaraan ke dalam formasi infanteri di udara, yang merupakan bagian dari Army Joint Modernization Command’s Joint Warfighting Assessment 18. Juga kerap disebut dengan singkatan JWA.

Baca Juga:  Rusia Menyambut Kesuksesan Luar Angkasa India yang Luar Biasa

JWA adalah acara pelatihan yang dirancang bagi tentara untuk beroperasi secara realistis dan menguji konsep-konsep baru dan kemampuan yang dibutuhkan untuk pasukan gabungan sehingga mampu menang di berbagai kondisi medan.

“Kami sedang melakukan serangan udara seukuran batalion dan memberikan dukungan penerbangan ke Batalyon 1 dari Brigade Udara ke-173 ketika mereka menguji konsep kendaraan baru,” ujar LEtnan Kolonel Angkatan Darat Nathan Surrey. Dia adalah Komandan Serangan Helikopter Batalyon 3, Resimen Penerbangan ke-227, ACB ke-1 dan satuan tugas penerbangan untuk JWA.

“Latihan ini sangat kompleks dan melibatkan pelatihan senjata gabungan yang sangat besar untuk JWA. Kami juga melatih pasukan terjun payung untuk merangsek ke wilayah musuh di sejumlah zona pendaratan dengan kekuatan penuh,” kata Surrey.

Sebanyak empat CH-47 Chinook dan empat awak helikopter Black Hawk UH-60 mengangkut hampir 300 tentara untuk masuk ke area pelatihan. Tak hanya itu, empat awak helikopter Apache AH-64 bertugas menjaga keamanan pasukan sekaligus memberikan serangan dukungan penerbangan selama proses infiltrasi.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Menurut Letkol Surrey, latihan ini semuanya soal kecepatan, mendadak dan soal jangkauan operasional. “Itulah yang kami suguhkan untuk pasukan darat kami,” ucapnya.

Adapun misi dari model penyerangan ini ialah menguji kemampuan kedua unit dan menantang mereka dengan menggunakan konsep operasional baru yang menekankan pentingnya melakukan tindakan yang sangat menetukan dalam setiap aksinya.

Di tempat yang sama, seorang pejabat eksekutif Batalyon 1, Resimen Infanteri 503 Mayor Jenderal Chris Zagursky menurutkan bahwa fokus utama dari pelatihan ini tak lain ialah untuk mengintegrasikan kendaraan ke dalam formasi infanteri.

“Tujuan dari latihan ini adalah untuk menguji konsep yang muncul yang dapat digunakan di masa depan dan dalam pertempuran dengan musuh sepadan di mana kita mampu melakukan perebutan terhadap suatu medan pertempuran. ACB ke-1 memberi kita kemampuan untuk masuk lebih jauh ke dalam wilayah musuh dengan cepat melakukan penyerangan aset sebelum kita merebut dan melakukan manuver kendaraan di darat,” jelas Mayjen Zagursky.

Dikatakan, dalam berbagai sitausi ‘Sky Soliders‘ akan menggunakan terjun payung mereka untuk melaksanakan operasi. Namun, ACB ke-1 bisa menjaga fleksibilitas operasional dalam menerjunkan prajurit dari udara dan melancarkan serangan udara sekaligus memvalidasi konsep di masa depan.

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

“Kami memasukkannya ke beberapa zona pendaratan untuk memungkinkan mereka mengisolasi dan mengamankan lapangan terbang,” kata asisten petugas operasi untuk AHB ke-3 Kapten Angkatan Darat Eric Murphy. “Ini memungkinkan mereka untuk melakukan operasi darat agar kendaraan mereka, konsep baru yang diuji, bisa segera tiba dan memanfaatkannya sebagai sebuah keuntungan dalam melawan musuh,” tambahnya.

Setelah infiltrasi selesai, kata dia, pasukan darat terus merebut dan mengamankan wilayahmenggunakan kendaraan untuk melakukan manuver dan mengalahkan musuh.

Dari perencanaan hingga eksekusi, unit-unit bekerja bersama untuk menyelesaikan misi dan memperkuatkekompakan mereka di sepanjang jalan. “Perencanaan dan pelatihan dengan ACB ke-1 sangat istimewa. Kami telah belajar banyak setelah bekerjasama dengan mereka dan berharap bisa terus dilakukan lagi di masa depan,” kata Zagursky. (red)

Editor: Gendon Wibisono

Related Posts

1 of 3,050