Politik

Prabowo dan Panglima GAM Dulu Saling Kejar Kini Berpelukan

Prabowo Subianto memeluk eks Pemimpin GAM Muzakir Manaf. (FOTO: Istimewa)
Prabowo Subianto memeluk eks Pemimpin GAM Muzakir Manaf. (FOTO: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Aceh – Dulu, tahun 90-an, tatkala terjadi konflik bersanjata di Aceh, ketegangan tumpah antara Prabowo Subianto yang waktu itu berpangkat Letjen dan Menjabat Panglima Kostrad dengan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf.

Dalam situasi konflik yang menegangkan, Prabowo memburu Muzakir Manaf dan begitupa sebaliknya, Muzakir Manaf hendak menembak bahkan berhasrat ingin menculik Prabowo untuk dihabisi.

Baca Juga:

Itu sejarah kelam masa lalu. Kini, benar tidak ada yang dapat menyangka bahwa kedua pemimpin yang bersitegang tersebut telah menjadi sahabat. Demikian kisah yang dituturkan oleh Prabowo Subianto, calon presiden (capres) nomor urut 02 itu saat berkunjung ke Aceh.

“Tidak ada orang membayangkan bagaimana Panglima GAM dan Panglima Kostrad bisa jadi satu, saya juga tidak mengerti. Saya selalu cerita, saya bingung karena dulu beliau saya kejar-kejar saya dan dan beliau pun selalu kejar-kejar saya. Begitu ketemu kita saling pelukan habis itu selesai,” kata Prabowo.

Baca Juga:  Gambarnya Banyak Dirusak di Jember, Gus Fawait: Saya Minta Maaf Kalau Jelek Gambarnya

Muzakir Manaf yang akrab disapa orang Aceh dengan panggilan Mualem tersebut pun kini menjadi sahabat dekat dengan Prabowo.

Bahkan, saat Mualem ingin bergabung dengan Gerindra, Prabowo sempat menolak karena tak ingin Mualem jadi anak buahnya. “Saya bilang Anda ini Mualem kalau masuk Gerindra nanti jadi bawahan saya, saya tidak mau, Anda ini harus jadi sahabat saya,” tutur Prabowo.

“Akhirnya karena beliau dengan tekad yang kuat terus menerus, saya terima beliau masuk dan Insha Allah kita bersama terus untuk indonesia yang adil dan makmur,” imbuhnya.

Dibalik kisah tersebut, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga dari persahabatan, meski pernah berseberangan bahkan bermusuhan.

“Di situ saya ambil hikmah bahwa kita semua saudara, bahwa kita bisa selesaikan masalah dengan keihlasan, kejernihan berfikir. Sehingga saya bersahabat dengan Mualem yang merupakan suatu keanehan,” ucap Prabowo.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,160