Ekonomi

Posisi Kelapa Sawit dalam Pasar Ekspor Indonesia Diprioritaskan

NusantaraNews.co, Jakarta – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan biaya yang dikeluarkan eksportir sawit di dalam negeri harus ditekan. Sebab persaingan harga yang cukup ketat dari minyak sawit dipengaruhi oleh permintaan pasar terhadap minyak nabati dunia.

“Minyak sawit Indonesia sendiri merupakan salah satu minyak nabati yang beredar di pasar dunia,” tegas Mendag Enggar seperti dikutip dari keterangan persnya, Kamis (31/8/2017).

Mendag Enggar mengatakan hal tersebut kepada puluhan pelaku usaha sawit dari asosiasi di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu malam, 30 Agustus 2017. Pertemuan ini dilakukan guna memperkuat daya saing komoditas kelapa sawit dan turunannya sebagai komoditas ekspor utama Indonesia.

“Sementara diversifikasi produk ekspor terus diupayakan, komoditas sawit harus kita prioritaskan untuk menunjang keberlangsungan ekspor nasional kita. Sebanyak 70% sawit kita akan masih masuk ke pasar global. Bahkan dalam lima tahun ke depan kondisi pasar tersebut akan tetap sama. Oleh karena itu sawit harus menjadi prioritas dalam pasar ekspor Indonesia,” lanjut Enggar.

Baca Juga:  Pemerintah Desa Pragaan Daya Salurkan BLT DD Tahap Pertama untuk Tanggulangi Kemiskinan

Selain hambatan di dalam negeri, hambatan perdagangan sawit di luar negeri juga perlu diantisipasi dengan strategi yang tidak biasa. Salah satunya, upaya yang harus digalang yaitu promosi terpadu untuk meningkatkan daya saing sawit Indonesia.

“Berbagai perjanjian perdagangan internasional harus dirancang agar dapat menguntungkan perdagangan sawit Indonesia,” pintanya kepada pengusaha-pengusaha perusahaan sawit utama seperti Sinar Mas, Asian Agri, Wilmar, dan lain-lain.

Enggar menjelaskan, Kemendag akan mulai dengan berbagai rencana perjanjian kerja sama perdagangan internasional dengan berbagai negara yang di dalamnya akan memasukkan CPO sebagai komoditas utama. Ia pun mengungkap bahwa Kemendag akan fokus memacu ekspor ke negara-negara pasar baru dan negara-negara berkembang di mana Indonesia memiliki posisi tawar yang relatif tinggi, seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika bagian selatan.

“Adapun, peningkatan ekspor sawit Indonesia akan digenjot antara lain dengan upaya counter trade, promosi terpadu, dan pemanfaatan keberadaan kantor-kantor perwakilan Indonesia di luar negeri, serta pendirian pusat informasi sawit di beberapa negara,” kata Mendag Enggar.

Baca Juga:  Sokong Kebutuhan Masyarakat, Pemkab Pamekasan Salurkan 8 Ton Beras Murah

Untuk diketahui pertemuan ini juga diikuti oleh sejumlah asosiasi termasuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).

Baca: Mendag Siapkan Strategi Khusus Hadapi Hambatan Ekspor

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

No Content Available