Sosok

Pontjo Sutowo Mengapresiasi Dicabutnya Klaster Pendidikan dari RUU Cipta Kerja

Pontjo Sutowo mengapresiasi dicabutnya klaster pendidikan dari RUU Cipta Kerja. Foto. Pontjo Sutowo Ketua Umum DPP FKPPI dan Pembina Yayasan Suluh Nuswantara Bakti. 
Pontjo Sutowo mengapresiasi dicabutnya klaster pendidikan dari RUU Cipta Kerja. Foto: Pontjo Sutowo Ketua Umum DPP FKPPI dan Pembina Yayasan Suluh Nuswantara Bakti.

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pontjo Sutowo mengapresiasi dicabutnya klaster pendidikan dari RUU Cipta Kerja. Ketua Umum Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) ini mengatakan bahwa keputusan pemerintah dan DPR RI cukup bijak dengan menarik klaster Pendidikan dari RUU Cipta Kerja dan mengharapkan agar dunia Pendidikan tetap tidak dipisahkan dari Kebudayaan saat pembahasan pasal-pasal Pendidikan dalam merevisi UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) nanti.

Pontjo yang juga Ketua Aliansi Kebangsaan mengatakan bahwa bahwa menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan yang tidak didasari oleh budaya bangsa akan menghasilkan generasi yang tercabut dari kebudayaan bangsanya sendiri.

Pendidikan yang tidak menyatu dengan kebudayaan akan cenderung asing dan akan ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri. Hanya dengan pendidikan yang berakar pada budaya sendiri, bangsa ini akan selamat menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian akibat adanya perang nir militer, kata Pontjo dalam siaran persnya, Sabtu (26/9).

Ditegaskannya bahwa “Pendidikan dan Kebudayaan adalah soal Hidup atau Mati bagi Bangsa Indonesia ke depan“ (education is a matter of life and death for the entire nation). Oleh sebab itu pendidikan perlu ditempatkan sebagai fokus orientasi pembangunan bangsa Indonesia.

Pendidikan sebagai sarana strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ditujukan untuk membentuk manusia Indonesia sebagai individu yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan sekaligus sebagai warga negara Indonesia yang unggul, sehingga pendidikan wajib diikuti oleh semua warga negara.

Karenanya, Pendidikan Nasional harus dibangun sebagai satu sistem terpadu, dan merupakan satu kesatuan dengan kebudayaan, yang tidak boleh terlepas dari akar budaya bangsa, untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berkelanjutan (sustainable).

“Tiada bangsa yang besar tanpa budaya yang kokoh,” kata Pontjo mengakhiri siaran persnya. (M2/ed. Banyu)

 

Related Posts

1 of 3,049