Peristiwa

Ponorogo Kehilangan Salah Satu Jurnalis Terbaiknya

NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Dunia pers Kota Reog kembali berduka. Salah satu jurnalis terbaiknya meninggal dunia. Dia adalah Muhammad Jainudin, Jurnalis Koran Lokal Ponorogo yaitu Media Mataraman dan Online Suara Jatim Post (SJP). Bukan itu saja, Udin mengawali kariernya di Tabloid Benar Madiun, Online Infopoljatim serta mengabarkan tulisannya melalui beberapa Blog pribadinya, seperti Kotareyognews.com dan sebagiannya.

Udin atau Zedin, panggilan akrabnya adalah seorang sosok bersahaja dan humoris serta pekerja keras. “Dia tak kenal lelah, siang dan malam melanglang buana bergelut mencari warta dan mengabarkan melalui medianya,” ungkap Nurcholis, salah satu pengurus Komunitas Wartawan Ponorogo (KWP), Minggu (30/4/2017).

Menurutnya, Udin selama ini dikenal loyalitas terhadap profesinya. Update bencana alam tanah longsor Desa Banaran, Kecamatan Pulung menjadi liputan khususnya. “Hari pertama bencana longsor, Udin liputan ke lokasi hingga sore hari dibonceng seorang relawan,” kenangnya.

Udin juga dikenal suka membantu kepada sesamanya. “Saat liputan bencana longsor banaran, Kang Udin sempat menolong dua jurnalis Metro TV yang terjatuh dari sepeda motor dan sempat mengantar dan menunggunya di Puskesmas Kecamatan Pulung,” tambahnya.

Baca Juga:  Banyaknya Hoax Gempa Tuban, Ini Pesan Khofifah

Pihaknya menambahkan terakhir kali sebelum sakit, Udin melakukan liputan kunjungan Persaudaraan Istri Anggota DPR RI (PIA) Fraksi Partai Demokrat yang dipimpin istri Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI yaitu Aliya Rajasa Baskoro Yudhoyono ke Desa Banaran. “Sakit tak jadi halangan baginya untuk mencari warta,” paparnya.

Kepergian Udin membuat kaget semua sahabatnya. Bahkan Dicky, staf Humas Polres Ponorogo sempat dipamiti oleh Udin dengan Kata Assalamualaikum. Begitu pun teman seprofesinya hampir  dikirimi salam melalui pesan Whatsshap.

Bahkan teman ngobrol atau teman ngopi pun semua dipamiti. Selama ini Kang Udin termasuk penggemar kopi dan perokok berat. Seperti yang diakui Faeza Londo asal Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan dan Nurudin asal Desa Kutukulon, Jetis pun ternyata juga dikirimi pesan sama. “Bahkan beberapa kepala desa yang menjadi mitra Kang Udin juga dikirimi dengan ucapan salam yang sama, seperti diakui Kepala Desa Kradenen, Kecamatan Jetis dan kades  Karangpatihan, Balong serta Kades Kupuk, Kecamatan Bungkal,” imbuhnya.

Baca Juga:  Ar-Raudah sebagai Mercusuar TB Simatupang

Satu lagi yang membedakan sosok Udin dengan jurnalis lainnya adalah selalu memanggil temannya dengan kata ‘Mak’. “Kang Udin selama ini akrab dengan semua orang dan selalu memanggil orang diharapkannya dengan kata MAK,” akunya.

Udin sempat koma selama 5 hari, di rawat di RS Muhammadiyah Jalan Diponegoro yang kemudian dipindah ke RS Aisyah Jalan Dokter Sutomo Ponorogo. “Kemudian operasi bagian kepala di RS Dr Sudono Madiun pada Jum’at malam,” kenangnya.

Sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirya, Sabtu (29/4) pukul 20.00 WIB. Jenazah Udin dimakamkan di TPU Desa Tranjang, Kecamatan Siman, Ponorogo, Minggu (30/4) pukul 01.30 WIB. Udin meninggalkan seorang istri dan seorang anak laki-laki yang masih duduk dibangku Taman Kanak-Kanak (TK) di Desa Tranjang.  Selamat Jalan Kang Udin, Karyamu Membekas Dalam Ingatan Kita, Karyamu Memberi Andil Bagi Kemajuan Ponorogo Tercinta.

Pewarta/Editor: M. Romandhon

Related Posts