Politik

Politisi Gerindra Tak Setuju Poros Politik Kartanegara-Teuku Umar

budi gunawan, bertemu, megawati, prabowo-megawati, prabowo dan megawati, sasaran pujian, nusantaranews
Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri didampingi sejumlah tokoh mengadakan pertemuan di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (24/7). (Foto: Achmad Sulaiman/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, JakartaPolitisi Gerindra, Arief Poyuono mengaku kurang setuju dengan wacana poros politik Kartanegara-Teuku Umar yang diisukan usai Prabowo dan Megawati menggelar pertemuan beberapa waktu lalu. Keduanya kembali bertemu di Kongres PDIP di Bali di mana Prabowo hadir dalam kegiatan tersebut.

“Terkait isu terbentuknya poros Kartangera dan Teuku umar setelah pasca pilpres ini Ketum Gerindra dan PDIP bertemu dua kali, bisa menyebabkan terbentuknya poros baru yang kurang begitu happy,” kata Arief di Jakarta, Sabtu (10/8/2019).

Wacana poros baru Megawati-Prabowo ini mencuat setelah Ketum Nasdem melakukan manuver dengan mendekati Anies Baswedan yang dianggap mengancam posisi Puan Maharani pada Pemilu 2024 mendatang. Selain itu, PDIP dan Nasdem sendiri tampak tengah bertentangan.

“Jika poros baru terbentuk dari 7 parpol di luar PDIP dan Gerindra, maka mereka bisa melakukan posisi tawar yang lebih besar dan kuat kepada Joko Widodo nantinya, dan poros Kertanegara-Teuku Umar bisa berantakkan,” kata Arief.

Baca Juga:  KPU Nunukan Menggelar Pleno Terbuka Rekapitulasi Perolehan Suara Calon DPD RI

Menurutnya, Jokowi tak akan mau mengambil resiko 7 parpol pengusungnya justru berada di luar pemerintahan periode 2019-2024, terlebih ketujuah parpol tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan eks walikota Solo.

“Misal SBY dengan Surya Paloh juga dekat, SBY dengan Muhaimin juga dekat, SBY dengan Golkar juga dekat. Begitu juga dengan yang lainnya. Belum lagi SBY dengan di luar kekuatan parpol pun juga punya kedekatan. Misal SBY- LBP-Hendropriyono yang bisa disebut three musketeers general pengatur Kekuasaan di republik ini,” sebut dia.

Dia meminta tak menganggap enteng SBY. Jika sudah bangkit dan melakukan konsolidasi politik, kata dia, peta politik pasti akan berubah semua.

“Jadi ini harus jadi pertimbangan juga, dan tidak boleh terlena. Apalagi Jokowi sangat membutuhkan dukungan politik penuh untuk menuntaskan program-program agar sukses di periode kedua,” jelasnya. (ach/eda)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,051