Lintas NusaPeristiwaTerbaru

Polisi Jangan Dibiarkan Sendiri Bebaskan Sandera di Mimika, Papua

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Polisi didesak agar jangan mengulur-ulur waktu untuk membebaskan para sandera yang kini tengah berada di tangan organisasi Papua Barat Merdeka. Tindakan panyenderaan tidak boleh terjadi dan juga tak boleh dibiarkan, apalagi berlama-lama. Para sandera harus segera dibebaskan.

Jika memang kendala utamanya adalah terkait medan yang berat, polisi boleh meminta bantuan TNI. Sebab, dalam kasus serupa, toh TNI berhasil menumpas kelompok Santoso di Poso tahun lalu, yang sekaligus menjadi ‘hadiah’ dari TNI untuk Jenderal Tito Karnavian yang baru saja dilantik menjadi Kapolri waktu itu.

BACA: Tewasnya Santoso Hadiah dari TNI untuk Kapolri Baru

Dengan kata lain, untuk misi pembebasan sandera dan membekuk kelompok kriminal bersenjata di Mimika, yang menamakan diri Papua Barat Merdeka, polisi tak perlu sungkan meminta bantuan TNI.

Demikian pula pemerintah, juga harus segera meminta Polri bertindak tegas. Jangan diam dan tenang-tenang saja. “Sebab tidak seorang pun warga negara Indonesia boleh disandera, baik oleh saudara sebangsanya maupun oleh orang lain,” kata ketua presidium IPW, Neta S Pane, Senin (13/11).

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Sekadar informasi, seperti laporan IPW, aksi penyanderaan di Mimika ini sebagai modus baru dalam konflik Papua yang selama ini dimotori oleh kelompok-kelompok yang menamakan dirinya sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sepertinya ada strategi baru dari OPM. Sebab dari penelusuran IPW, terlihat adanya perubahan strategi, yakni dari OPM menjadi Papua Barat Merdeka. Kini markas Papua Barat Merdeka berada di Fiji, negeri kecil di Samudera Pasifik. Markasnya berada di ibukota Suva dan sangat refresentatif.

Rupanya, OPM ini sudah memindahkan markasnya dari Australia ke Fiji dan berganti nama dengan Papua Barat Merdeka. Mereka tidak lagi menyebut dirinya sebagai OPM tapi sebagai Papua Barat Merdeka. Sepertinya pergeseran markas dan perubahan organisasi ini berkaitan dengan pergeseran strategi mereka. Bisa jadi penyanderaan terhadap begitu banyak warga yang mereka lakukan pekan lalu di Mimika adalah bagian dari strategi baru mereka.

Selama ini OPM tidak pernah melakukan penyanderaan warga, apalagi dengan begitu banyak jumlah warga yang disandera. Agaknya pemerintah perlu mengantisipasi manuver baru kelompok kriminal bersenjata di Papua ini, apalagi setelah mereka membuka markasnya di Fiji dan melakukan penyanderaan terhadap warga Mimika.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

“Sayangnya, hingga kini belum ada reaksi tegas dari pemerintah terhadap penyanderaan ini,” kata Neta. (red)

Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews

Related Posts

1 of 78