Puisi

Pilu Ayahanda, Rintihan Pujangga dan Bertemu dalam Sunyi

sajak, sajak inarotul ummah, pilu ayahanda, rintihan pujangga, bertemu dalam sunyi, sajak indonesia, sajak penyair, penyeir indonesia, puisi indonesia, puisi nusantara, nusantaranews
Lukisan Lelaki Tuan dan Beban (The Old Man and His Burden). Pelukis/Artist Basoeki Abdullah (Cat Minyak di Kancas/Oil on Canvas – 80cm x 130 cm) tahun 1992. (Foto: Arsip SelArt/NUSANTARANEWS.CO)

Pilu Ayahanda, Rintihan Pujangga dan Bertemu dalam Sunyi

Sajak-sajak Inarotul Ummah

Pilu Ayahanda

Menghantam dinginya embun
Menerjang egonya dingin
Mengantarkan sejuta harap..
Kaki tuanya telah melangkah..
Mengayuh pedal tua itu
Menghimpun segera segala tekad
Menerjang kesunyian diufuk fajar
Hatinya tak kunjung brenti
Mengucap syair ilahi
Laa haula walaa quwwata illabillah
Mengadu dalam bayang nan pilu
Yahanda…
Sembilu menyayat hati
Melihat peri kecil nya menangis
Meronta bak lentera tak bersumbu..
Ya robbana ighfirlana
Yahanda tabah..
Menengadah memebelai asa..
Beranjak menerka beribu rintih
Mengais rezeki demi sang peri

Purwokerto, 19 Februari 2019

 

Rintihan Pujangga

Kini ia mulai melangkah
Meraba sunyi gelapnya rindu
Mencoba menggapai temu
Hanya pelita hati yang menjadi penerang
Keyakinan serta rintih menjelma bak teman
Kini pujangga mulai meraba
Kembali meraba..
Mengadu melamun dan mengeja
Apakah pelita hatinya tau?
Hayal bak angin malam jika tak ungkap kan
Kini pujangga mulai merintih menengadah..
Syair malam…
Suara bisik kesunyian
Menemani ia dalam diam
Melamun membisu mebayangkan
Menjaga malam
Menemani sang rembulan..
Angin mulai meradang
Lagi dan lagi
Hayalan tak kunjung hilang
Menyisir dalam bayang
Mengharap pelita nya datang

Kini sang pujangga merintih dan terdiam
Harapannya tlah tersimpan
Oleh dingin rayuan malam
Rintih pada purnama
Rintih pada sang bintang
Kini tlah terjaga oleh keheningan

Kaliwedi, November 2017

 

Bertemu dalam Sunyi

Melempar pesona dalam hening
Anggun langkah nan Indah senyum
Menawan bak kembang terkecup kumbang
Bayang yang terkenang
Menarik simpul senyum merona
Amunisi Asmara pun datang
Masih dalam sunyi nan terpendam
Hayut dalam diam
Temunya bak pemanis dalam siang
Semapai langkah segarkan qolbu bak irama lagu
Lalu….
Aku pun bertanya dalam benak ” Ialah kembang itu? ”
Kini masih tersamarkan…
Enyah dalam sunyi
Mengalir dalam diam
Berkelana menjajaki rasa yang tak kunjung temu

Purwokerto, 19 Februari 2019

 

 

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,097