Politik

Pilkada Aman, PKS: Rakyat Sudah Dewasa dalam Berdemokrasi

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini, menyampaikan apresiasinya kepada para penyelenggara dan aparat keamanan yang telah berhasil menjaga ketertiban dan keamanan Pilkada serentak 2017, sehingga penyelenggaraan pilkada serentak menjadi lebih relatif sukses, aman, dan kondusif.

Selain itu, menurut Jazuli, apresiasi yang lebih tinggi juga turut disampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah membuktikan bahwa rakyat Indonesia semakin dewasa dalam berdemokrasi.

“Selain penyelenggara dan aparat, terbukti rakyat kita sangat dewasa dalam berdemokrasi. Paling tidak bisa dilihat dari antusiasme dalam menggunakan hak pilih, menjaga situasi tetap damai, dan tidak terprovakasi untuk ribut bahkan konflik,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Jum’at (17/2/2016).

Seperti diketahui, Jazuli mengatakan bahw Pilkada serentak 15 Februari 2017 lalu diselenggarakan di 101 daerah di Indonesia, dan semuanya berlangsung relatif aman dan kondusif. Bahkan, lanjutnya, proses rekapitulasi suara di masing-masing wilayah pun sejauh ini berlangsung lancar dan tanpa kendala berarti, pun halnya kondusifitas tersebut diharapkam sampai dengan penetapan calon kepala daerah terpilih.

Baca Juga:  Aliansi Pro Demokrasi Ponorogo Tolak Hak Angket Pemilu 2024

“Bahkan, daerah-daerah yang diprediksi rawan gangguan keamanan seperti Papua, Aceh, Indonesia Timur, khususnya Sulawesi Tenggara, dan DKI Jakarta alhamdulilah tetap kondusif dan aman,” ujarnya.

Jazuli pun memberikan catatan khusus untuk Pilkada di DKI Jakarta. Menurutnya, meskipun suhu politik cukup memanas jelang pemungutan suara terkait kasus penistaan agama, faktanya semua pihak khususnya umat Islam bisa menjaga situasi keamanan DKI tetap kondusif, semua tenang dan damai.

“Ini sangat membanggakan, sekaligus membuktikan betapa umat Islam khususnya di Jakarta sangat dewasa dan matang dalam berdemokrasi dengan turut serta mewujudkan kedamaian dan mengutamakan kepentingan nasional,” katanya tegas.

Realitas tersebut, menurut Jazuli, mampu menepis tuduhan sebagian pihak bahwa umat Islam yang turun dalam aksi-aksi Bela Islam, penyebab kegaduhan dan instabilitas jelang pilkada. Hal ini juga membantah aksi-aksi tersebut berkaitan dengan kepentingan politik pilkada DKI.

“Kita bisa saksikan sendiri mana ada kegaduhan dalam pilkada khususnya di DKI, aman-aman saja tuh. Bahkan elemen umat Islam turut menyerukan agar masyarakat aktif berpartisipasi dalam pemungutan suara serta mengawal proses pilkada dari kecurangan. Elemen umat Islam sangat konstruktif dalam mewujudkan pilkada yang damai,” ungkapnya.

Baca Juga:  HUT Dihadiri Gibran, SPSI Jatim Janji Sumbang 2,5 Juta Suara Prabowo Gibran

Hal ini, lanjut Jazuli, juga menegaskan bahwa aspirasi aksi bela Islam yang dilakukan umat Islam yang lalu, sungguh untuk menuntut penegakan hukum yang adil kepada terdakwa penista Al-Qur’an, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan tidak ada motif politik (pilkada).

Meski demikian, Jazuli menegaskan, kepada para penyelenggara dan penegak hukum agar menuntaskan permasalahan menyangkut temuan dan laporan di lapangan terkait dengan banyaknya kecurangan.

Hal itu agar penegakan hukum pilkada dilakukan secara konsekuen dan berkeadilan, mulai soal penggunaan hak pilih hingga politik uang (money politics).

“Pihak-pihak yang merasa dirugikan atau menemukan kecurangan bisa menempuh mekanisme/prosedural sesuai undang-undang kepada KPU, pengawas pemilu, kepolisian, hingga Mahkamah Konstitusi jika menyangkut perselisihan hasil. Untuk itu, penyelenggaran dan penegak hukum harus menjamin penindaklanjutnya secara tuntas dan berkeadilan,” ujarnya.

Reporter: Rudi Niwarta

Related Posts

1 of 440