Politik

Pihak Pihak yang Berkompetisi Diminta Jaga Sopan Santun

Medi Massa dan Partai Politik (Foto Ilustrasi Nusantaranews)
Sejumlah Partai Politik (Foto Ilustrasi Nusantaranews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketum Gerakan Nusantara Militan Prabowo-Sandi (GNM Padi), Irfani Rachman Djojosoediro meminta kepada pihak pihak yang berkompetisi untuk menjaga sikap dan sopan santun, untuk tidak menjelek-jelekan pemimpin-pemimpin sebelumnya.

“Karena setiap era setiap pemimpin ada kebaikan dan kelemahan masing-masing,” ungkap Irfani dikutip dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/12/2018).

Ini menyusul pernyataan polisi PDIP Ahmad Basarah yang menuding Soeharto sebagai guru korupsi. Tudingan Basarah itu mencuat setelah calon presiden RI Prabowo Subianto pada kesempatan acara forum The Economic di Singapura beberapa waktu lalu menyinggung indeks korupsi di Indonesia yang tinggi.

Baca Juga:
Selama Hukum Masih Jadi Alat Politik Penguasa, Percuma Bernegara!
Reaksioner Political Syndrome
Kita Sedang Hidup di Zaman Edan

Irfan menambahkan, jika selalu di ungkit ungkit keburukan (menyerang pribadi) maka Indonesia tidak akan pernah damai. “Kegaduhan selalu tercipta oleh para politisi-politisi yang haus kekuasaan demi meningkatkan elektabilitasnya maka dengan cara cara yang tidak elegan dan beradab,” ujarnya.

Baca Juga:  TKD Jatim Blusukan Pasar, Warga Pogot Acungkan Dua Jari Prabowo-Gibran

Menurufnya, Soekarno dan Soeharto adalah putra terbaik bangsa Indonesia yang pernah memimpin. Soekarno merumuskan Pancasila dan memerdekakan bangsa ini melalui proklamasinya.

Baca Juga: Ketum GNM Padi, Dukung Langkah Hukum Berkarya Terhadap Politisi PDIP

Soeharto adalah pemimpin yang setia menjaga Pancasila dan mengisinya dengan pembangunan melalui repelitanya. Pembangunan yang terukur dan terencana yang kemudian membawa Indonesia ke era tinggal landas.

“Tetapi pihak-pihak yang tidak ingin Pancasila kuat dan Indonesia tinggal landas selalu mengusiknya hingga meletuslah reformasi yang di tunggangi pihak pihak tertentu yang menginginkan Indonesia selalu gaduh dan kehabisan energinya, karena selalu gaduh,” terangnya.

Pewarta: Romadhon
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,076