Ekonomi

Petani Tulang Punggung Indonesia

NUSANTARANEWS.CO – Temuan benih padi mengandung bakteri yang dibawa warga Tiongkok ke Indonesia beberapa waktu lalu (28/10) di Bandara Soetta oleh Tim Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) mestinya harus menjadi perhatian serius pemerintah.

Dimana negara harus semakin ekstra ketat menjaga ketahanan pangan nasional. Khususnya di sektor pertanian. Dari distribusi, produksi jenis benih hingga penggunaan jenis pupuk yang digunakan petani.

Sebab petani adalah salah satu tulang punggung Indonesia. Sehingga membutuhkan perlindungan serius dari negara.

Sebagaimana diketahui salah satu sektor keberhasilan Indonesia dalam menerapkan ketahanan pangan nasional selama ini adalah melalui penanaman padi.

Sejak diberlakukannya program swasembada pangan di era Presiden Soeharto tahun 1980-an, sektor pertanian padi Indonesia pernah mengalami masa kejayaan.

Hal ini ditandai dengan melimpah ruahnya hasil produksi padi dalam negeri. Saat itu benih padi yang menjadi primadona pemerintah adalah IR 64. Varietas IR 64 pertama kali dilounching tahun 1986 oleh presiden Soeharto.

Baca Juga:  Kebutuhan Energi di Jawa Timur Meningkat

Setelah peluncurannya, nama IR64 meroket menjadi idola baru bagi para petani, karena sifatnya yang adaptif dan mudah dibudidaya. IR 64 di eranya juga termasuk jenis padi yang tahan terhadap virus kerdil rumput yang dibawa oleh WBC type 1 dan 2, serta hemat dalam mengkonsumsi air.

Menurut Supijatno (2012), varietas IR 64 mengkonsumsi air hanya 15.93 l/tanaman dan konsumsi ini adalah yang terendah di antara varietas lain. Varietas IR 64 merupakan jenis padi yang berasal dari IRRI (International Rice Research Institute) dan pertama kali diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1986 (BBPTP 2008).

Namun kejayaan IR 64, kini hanya tinggal riwayat, menyusul banyaknya benih-banih padi baru bermunculan. Baik dalam negeri maupun luar negeri. (*)

Editor: Romandhon

Related Posts